Halaman

Senin, 23 April 2012

Orang-orang yang Dijanjikan Surga, yang Dirangkum dalam Surat Al-Furqoon: 62-74

Orang-orang yang Dijanjikan Surga, yang Dirangkum dalam Surat Al-Furqoon: 62-74 


Bismillaah . .

Segala puji bagi Allooh yang berkuasa atas segenap alam. Keselamatan dan kesejahteraan semoga tercurah untuk Rosulullooh Muhammad dan keluarganya, untuk para nabi dan para Rosul. Aamiin

Banyak firman Allooh yang menyebut balasan surga. Di antara alasan-alasan itu, yang terangkum dalam Quran Surat Al-Furqoon ayat 63-76 adalah sebagai berikut:

1. Orang yang rendah hati.
'Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan 'salaam'. (Quran Surat Al-Furqoon: 63)

2. Orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka.
'. . . Dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam mereka untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan sujud dan berdiri.' (Quran Surat Al-Furqoon: 64)

3. Orang-orang yang berdoa supaya dijauhkan dari neraka Jahanam.
'Dan orang-orang yang berkata: "Wahai Tuhan kami, jauhkanlah azab jahannam dari kami, karena sesungguhnya azabnya itu membuat kebinasaan yang kekal."' (Quran Surat Al-Furqoon: 65)

'Sungguh Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.' (Quran Surat Al-Furqoon: 66)

4. Orang yang tidak kikir dan gemar bersedekah secara ikhlas sewajarnya.
'Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar, . . ' (Quran Surat Al-Furqoon: 67)

Kajian Meruya menyarankan kita sedekah sebanyak-banyaknya, kalau bisa sedekah minimal sepertiga dari penghasilan. Sedekah itulah yang diharapkan menjadi penolong kita di akhirat ketika tidak ada satu penolongpun yang bisa menolong kita. Kalau ada yang sudah bisa bersedekah lebih, silahkan diteruskan. Semoga makbul.

5. Orang yang tidak mempersekutukan Allooh dengan sembahan yang lain (syirik); 6. Orang yang tidak membunuh orang yang diharamkan kecuali dengan alasan yang benar; 7. Orang yang tidak berzina; dan 8. Orang-orang yang sungguh-sungguh bertobat dari melakukan dosa besar di atas.
'Dan orang yang tidak mempersekutukan Allooh dengan sembahan yang lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allooh kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina; . . Kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan, maka kejahatan mereka diganti Allooh dengan kebaikan.'
(Quran Surat Al-Furqoon: 68 dan 70)

9. Orang yang tidak memberi kesaksian palsu dan 10.Orang yang tidak melakukan hal-hal yang tidak berguna.
'Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya.' (Quran Surat Al-Furqoon: 72)

11.Orang-orang yang jika diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka tidak bersikap masa bodoh layaknya orang buta dan tuli.
'. . . Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidak bersikap sebagai orang yang tuli dan buta.' (Quran Surat Al-Furqoon: 73)

12.Orang yang berdoa supaya bisa memiliki keluarga yang baik: pasangan dan anak-anak yang menyejukkan mata (sholeh/sholihat taat kepada Allooh), untuk menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.
'Dan orang-orang yang berkata: "Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan dan keturunan sebagai penyejuk pandangan kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."' (Quran Surat Al-Furqoon: 74). 'Penyejuk mata' yang dimaksud ayat di atas adalah pasangan dan anak-anak yang sholeh dan sholihat yang mendirikan sholat dan taat kepada Allooh.

'Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka, dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam, mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman. (Quran Surat Al-Furqoon: 75 dan 76)

Dari sekian daftar orang-orang dijanjikan surga di atas, kita sudah memenuhi berapa? Maree maree kita coba amalkan sebisa kita. Semoga perbuatan baik kita menghapus dosa-dosa kita. Kalau ada kebenaran itu datangnya dari Allooh, dan kekurangan itu datang dari diriku sendiri yang masih fakir ilmu.

SEMANGAT! Maree maree . .



Yayah
Jakarta, 23 April 2012

Rabu, 04 April 2012

Berpuisi juga Ibadah

Berpuisi juga Ibadah

Bismillaahirrohmaanirrohiim . .

Niat adalah 'krenteg ing ati'. Niat adalah keinginan kuat dalam hati yang mendasari dilakukannya amalan atau tindakan oleh seseorang.

Fokus note kali ini adalah mengupas maksud hadits pertama dalam Kitab Kumpulan Hadits 'Al-Arbain An-Nawawiyah' sebagai berikut:

'Dari amirul mukminin Abu Hafshoh Umar bin Khoththob RA berkata, 'Saya mendengar Rosululloh SAW bersabda: "Sesungguhnya amal itu (sangat) tergantung pada niat dan sesungguhnya bagi seseorang (pahalanya itu) tergantung pada niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya (hanya) karena Alloh dan Rosul-Nya, maka hijrahnya untuk Alloh dan Rosul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya hanya untuk memperoleh dunia semata atau wanita yang akan dinikahinya, maka ia akan mendapatkan (apa yang ditujunya). (Hadits Riwayat Bukhori dan Muslim).

Dalam kitab 40 Hadits Nabi susunan Imam Nawawi di atas, hadits tentang niat ada pada urutan pertama. Hadits ini oleh para ulama berada pada tingkatan 'di atas shohih'. Perlu kiranya kita ketahui bahwa tingkatan tertinggi sebuah hadits adalah 'shohih' namun khusus hadits tentang niat ini dinamakan 'di atas shohih'.

Maksud dari hadits di atas adalah, siapa yang MENIATKAN hijrahnya untuk mengikuti Alloh dan Rosul-Nya, maka dia mendapat PAHALA. Tetapi jika hijrahnya itu karena ALASAN WANITA yang dinikahinya, dia akan MENDAPATKAN WANITA yang akan dinikahinya, tetapi tidak mendapatkan pahala. Berhijrah untuk wanita yang dinikahinya itu bukan dosa, tetapi mubah yang berarti boleh-boleh saja, tetapi tidak ada nilai ibadah.

Apakah mandi, main tembak-tembakan, berpuisi, dan bekerja bisa bernilai ibadah? Apakah aktivitas-aktivitas lain bisa bernilai ibadah?

Alloh berfirman dalam kitab Al-Quran: 'Tidaklah Aku (Alloh) ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.' (Quran Surat Adz-Dzaariyat: 56)

Bagaimana hubungannya hadits di atas dengan firman Alloh tersebut dalam konteks aktivitas kita keseharian? Bagaimana supaya aktivitas kita sehari 24 jam senantiasa bernilai ibadah? Jawabnya adalah semua aktivitas 24 jam harus diniatkan.

Misalnya:
-Berpuisi: aku niat berpuisi karena Allooh. Berpuisi juga bisa bernilai ibadah, jika misalnya dimaksudkan untuk menyampaikan kebaikan, mengajak pada kebaikan, bersilaturohmi dengan orang-orang, memperjuangkan nilai-nilai kebenaran, dan lainnya yang tidak dilarang Allooh. Asyik kan?

-Mandi: aku niat mandi untuk membersihkan badan supaya bersih dan bisa khusyu' sholat. Atau bismillaah, aku niat mandi supaya badanku bersih, supaya bisa bersilaturohmi dengan teman-teman tanpa ada gangguan polusi udara. Atau bisa diniatkan lain sesuai dengan kebutuhan dan keadaan masing-masing.

-Main tembak-tembakan bersama teman-teman: bismillaah, aku berniat main tembak-tembakan bersama teman-teman untuk bersilaturohmi, supaya merasa senang sebagai rasa syukur atas waktu luang yang kami miliki. Atau, bismillaah, aku mau main tembak-tembakan bersama teman-teman supaya badanku sehat supaya aku bisa beribadah dengan baik, mencari rejeki dengan ikhlas tanpa gangguan sakit dan gangguan kesehatan lainnya. Atau bisa diniatkan sesuai dengan keperluan dan keadaan masing-masing

-Bekerja. Banyak orang yang sangat bersungguh-sungguh dalam bekerja, tepat waktu, produktif, dan bersemangat. Hal itu bisa bernilai ibadah jika diniatkan ibadah dan hanya bersifat mubah tanpa mendapat pahala jika tidak disertai niat karena Alloh. Niatnya misalnya: bismillaah, aku bekerja mencari nafkah supaya aku bisa mendapat uang yang akan mendukungku beribadah membayar zakat, sholat, memberi makan orang miskin dan anak yatim. Atau bismillaah aku bekerja untuk menolong anak-anak jalanan sebagai hamba-hamba Tuhan yang berhak mendapat kehidupan layak. Atau, bismillaah, aku bekerja untuk mencari uang untuk menyekolahkan anak-anak supaya bisa paham tentang agama dan untuk bekal ibadah-ibadah lainnya. Dan sebagainya.

Apakah kegiatan-kegiatan lain bisa bernilai ibadah? Jawabnya: SANGAT AMAT BISA SEKALI. Bisa bisa bisa . .

Perlu saya tambahkan di sini bahwa oleh Pak Ustadz Ackmanz disebutkan bahwa 'niat karena/untuk Alloh' pada semua aktivitas akan membimbing seseorang kepada yang baik-baik, sedikit demi sedikit. Orang yang mandinya diniatkan untuk ibadah kepada Alloh, akan menyadarkan orang tersebut untuk menggunakan air dengan baik, menggunakan sabun, shampoo dan semuanya secara baik. Demikian juga niat-niat pada aktivitas lainnya.

Jadi? Betul betul betul . .

Semangat hari Kamis, Temans. Semoga Kamismu menyenangkan . . ^_^

'Perumpamaan orang yang menuntut ilmu tapi tak menyampaikannya.(mengajarkannya pada orang lain) adalah seperti orang yang mengumpulkan harta tetapi tak menginfaqkannya.' (Hadits Riwayat Thobroni dalam al-Awsath)

'Siapa menunjukkan pada kebaikan, maka ia juga mendapat pahala orang yang melakukan kebaikan tersebut.' (Hadits Riwayat Muslim).

(Berbagi oleh-oleh kajian Minggu pagi Meruya tanggal 3 Oktober 2010 bersama Pak Ustadz Ackmanz dengan redaksional dan contoh kasus dikembangkan oleh penulis. Jika ada kebenaran itu datangnya dari Alloh dan jika ada kesalahan itu karena kekurangan penulis)

Yayah,
Depok, 5 April 2012
Untuk Indonesia yang lebih baik

Minggu, 01 April 2012

Senin 2 April yang Penuh Gejolak

Senin 2 April 2012 yang Penuh Gejolak


Urusan penjadwalan kerjaan kantor yang simpang siur, urusan pribadi bersama teman-teman yang simpang siur. Semoga indah di dada pada akhirnya. Semoga dimudahkan-Nya, aamiin


Yayah
Depok, 2 April 2012
Unruk Indonesia yang lebih baik
SENJA DI BERANDA MUSI




Lembayung elok itu menelikung,
menjeratku dari angan  kepada malam yang hitam
menelan nyaliku menari bersama alam,
buyar lusuh paras keemasan.


Kupandangi kemilau fana itu
Lembut mencekam
Indah merayu melankolis menakutkan
Dibisikkannya kekejaman malam,
dibangunkannya bulu ketakutan,
disematkannya ngeri malam
di sudut-sudut sukma yang perawan.


Lembayung bukanlah malam intrik kejahatan
Sebagaimana senja bukan kegelapan
Sebagaimana beranda bukan ruang makan
Andaikan siang tiada batas
Andaikan malam tiada was-was
Kan kuhamburkan nafasku di antara usia yang terus mengejar ketertinggalan malam


Aku padamu senja!
Jika sampai usiaku, kan kubayar kegelisahan rasa yang menyudutkan malam!






Maree maree . .

Catatan: puisi di atas dimuat di Repunlike Online tanggal 1 April 2012 dengan judul yang sama.

Yayah
Depok, 1 April 2012
Untuk Indonesia yang lebih baik
SENJA DI BERANDA MUSI


Lembayung elok itu menelikung,
menjeratku dari angan  kepada malam yang hitam
menelan nyaliku menari bersama alam,
buyar lusuh paras keemasan.

Kupandangi kemilau fana itu
Lembut mencekam
Indah merayu melankolis menakutkan
Dibisikkannya kekejaman malam,
dibangunkannya bulu ketakutan,
disematkannya ngeri malam
di sudut-sudut sukma yang perawan.

Lembayung bukanlah malam intrik kejahatan
Sebagaimana senja bukan kegelapan
Sebagaimana beranda bukan ruang makan
Andaikan siang tiada batas
Andaikan malam tiada was-was
Kan kuhamburkan nafasku di antara usia yang terus mengejar ketertinggalan malam

Aku padamu senja!
Jika sampai usiaku, kan kubayar kegelisahan rasa yang menyudutkan malam!



Maree maree . .

Yayah
Depok, 1 April 2012
Untuk Indonesia yang lebih baik
Catatan: puisi ini dimuat di Repunlike Online tanggal 1 April 2012: