Halaman

Selasa, 14 Agustus 2012

PESAN DAGING BALADO DAN KERIPIK KENTANG

DAGING BALADO DAN KERIPIK KENTANG LEBARAN: 
PERSIAPAN AKHIR BULAN PUASA, LEBARAN, PASCA LEBARAN, DAN HARI-HARI LAINNYA


Ditinggal pembantu mudik, teman-teman kuliah dan teman-teman organisasiku tidak merasa panik. Mereka yang senang makan DAGING BALADO memenuhi kebutuhan lauk pauk keluarga dengan  memesan DAGING BALADO dan KERIPIK KENTANG asam, pedas, manis, asin buatan Ibu Menik, Ibu Janda binaanku. Keduanya bisa disimpan lama dan tingkat kepedasannya bisa diatur pada saat pemesanan.

DAGING BALADO



Gambar di atas adalah DAGING BALADO siap saji dari 1 kilo daging sapi mentah. 

Harga: Rp200.000 + ongkos kirim (OKI)

Misi kami adalah menyediakan makanan sehat berkualitas untuk masa depan masyarakat Indonesia yang sehat. Tidak ada sedikitpun bahan pengawet kimia kami pakai pada masakan kami. Teknik memasak khusus, kualitas daging nomor satu atau nomor dua (tergantung ketersediaan bahan), dan minyak goreng kemasan kualitas baik berperan penting menjaga kualitas keawetan masakan kami. 

KERIPIK KENTANG asam, asin, pedas, manis


Gambar di atas adalah KERIPIK KENTANG SIAP saji dari 1 kilo kentang. 

Harga: Rp40.000 + ongkos kirim (OKI)

Kami siap melayani pesanan setiap hari, lebaran atau non-lebaran. Khusus untuk lebaran, pesanan terakhir diharapkan diterima tanggal 16 Agustus 2012. Jika TIKI dan JNE sudah tidak beroperasi karena libur lebaran, pemesan bisa mengambil langsung di Jalan Margonda, Depok, dekat Toko Buku Gramedia. 

Misi utama kami adalah menyediakan makanan sehat berkualitas untuk masa depan masyarakat Indonesia yang sehat. Tidak ada sedikitpun bahan pengawet kimia kami pakai pada masakan kami. 
Teknik memasak yang baik, kualitas bahan bagus, kentang Dieng, minyak goreng kemasan nomor satu atau dua, tanpa pengawet, pewarna atau perenyah. Yang membuat masakan kami tahan lama terutama pengawet alaminya: gula, garam, asam, plus teknik memasak khusus

Pesan-pesan, dapat makanan berkualitas baik sekaligus membantu pendapatan Ibu Menik. 


Narrated Abu Huraira (Radi-Allahu 'anhu): The Prophet (Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam) said, "The one who looks after a widow or a poor person is like a Mujahid (warrior) who fights for Allah's Cause, or like him who performs prayers all the night and fasts all the day." (The Prophet Muhammad, Hadith Bukhari Vol 7 No 265)


Keren kan?

Yuk segera pesan ke aku: 
HP: 0816 144 7859
FB: Suriyah Yayah Manisz

Pesanan minimal 1 kilo, banyak juga boleh, ke seluruh Indonesia

Maree maree . . 


Yayah
Depok, 15 Agustus 2012 
Untuk Indonesia yang lebih baik







Kamis, 09 Agustus 2012

Bacaan Shalawat, Sayyidina or Not?

Bacaan Shalawat, Sayyidina or Not?


"Allahumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad.”

Bershalawat itu apa sih? Shalawat dari Allah berarti RAHMAT dari Allah. Shalawat dari malaikat berarti permohonan ampunan dari malaikat kepada Allah untuk orang-orang beriman. Dan shalawat dari orang-orang beriman berarti doa supaya diberi RAHMAT.  Jelaskah? Hemm, yuk lanjut, maree . .

Lalu, kenapa orang-orang beriman musti bershalawat kepada Nabi sih? Bukannya Beliau sudah mulia, sudah sangat dekat dengan Allah, sudah tidak perlu doa-doa kita lagi?

Memang benar demikian adanya. Bershalawat kepada Nabi Muhammad bukanlah karena Muhammad (Allahumma shalli ‘alaih) memerlukan doa kita, tetapi bershalawat itu perintah Allah kepada orang-orang beriman.

Sebagai pelaksanaan perintah, nilainya ibadah dong. Yang mendoakan akan mendapat balasan dari Allah berupa RAHMAT dan para malaikat akan memohonkan ampunan kepada Allah atas orang-orang beriman yang bershalawat kepada Nabi.
Sip?  . . Sip!

Dasar hukumnya? Quran Hadits so pasti . .
1.                   Allah ta’alaa berfirman, direkam dalam Al-Quran: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Quran Surat Al-Ahzaab: 56)

Ada banyak hadits kok yang menguatkan perintah bershalawat kepada Nabi di atas.

2.                    “Siapa yang bershalawat kepadaku satu kali shalawat, maka Allah akan bershalawat (memberikan RAHMAT) kepadanya sepuluh kali karena sebab satu shalawat tadi.” (Rasulullah SAW, Hadits Riwayat muslim, dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash ra)

Nha, sekarang kita sudah tahu tentang pentingnya shalawat dan dasar hukumnya. Jadi, begitu nama Muhamamd disebut, langsung baca shalawat.

3.                   “Manusia yang paling utama bagiku pada hari kiamat ialah orang-orang yang banyak bershalawat kepadaku.” (Rasulullah SAW, Hadits Riwayat Tirmidzi, dari Ibnu Mas’ud ra)

4.                   Dari Aus bin Aus ra, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya di antara hari-harimu yang paling utama adalah hari Jumat. Maka perbanyaklah membaca shalawat kepadaku di hari itu, sebab sesungguhnya bacaan shalawat kalian disampaikan kepadaku.” Lalu shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana shalawat kami sampai kepadamu sedangkan jasadmu telah hancur?” Dalam sebagian riwayat disebutkan ‘sedangkan jasadmu hancur bercampur tanah?’ Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan pada tanah untuk memakan tubuh para nabi.” (Hadits Riwayat Abu Dawud)

5.                   Begitu pentingnya perintah bershalawat dari Allah, diterangkan dalam hadits berikut: “Terhinalah (celakalah) orang yang di waktu namaku disebut di sisinya, dia tidak mau bershalawat kepadaku.” (Muhammad SAW, Hadits Riwayat Tirmidzi)

6.                   “Janganlah kalian jadikan kuburku sebagai tempat berhari raya (perayaan dan tempat bergembira). Bershalawatlah kalian kepadaku karena sesungguhnya bacaan shalawat kalian sampai kepadaku di mana saja kalian berada.” (Muhammad SAW, Hadits Riwayat Abu Dawud)

7.                   “Tidak ada seorangpun yang bershalawat/memberi salam kepadaku, melainkan Allah mengembalikan ruhku, sehingga aku menjawab salam orang itu.” (Muhammad SAW, Hadits Riwayat Abu Dawud)

8.                   “Orang kikir adalah orang yang apabila namaku disebut di sisinya dia tidak mau bershalawat kepadaku.”  (Muhammad SAW, Hadits Riwayat Tirmidzi)

9.                   Dari Fadhalah bin ‘Ubaid ra, berkata: Rasulullah SAW pernah mendengar seseorang berdoa dalam shalatnya, tetapi ia tidak mengucapkan pujian kepada Allah dan tidak membaca shalawat kepada Nabi SAW. Maka Rasulullah berkata: “Tergesa-gesa sekali orang ini. Kemudian orang itu beliau panggil. Nabi SAW lalu berkata kepada orang itu dan kepada orang lain: Jika salah seorang dari kalian hendak berdoa, hendaklah memulai dengan mengucapkan pujian kepada Tuhannya Yang Maha Suci dan puji-pujian pada-Nya, kemudian bershalawat kepada Nabi SAW, selanjutnya ia boleh berdoa dengan apa yang dikehendakinya.” (Hadits Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi)

10.               Dari Abu Muhammad, yaitu Ka’ab bin ‘Ujrah ra, dia berkata, “Nabi SAW keluar kepada kami, lalu kami berkata: “Wahai Rasulullah, kami tahu bagaimana cara bersalam kepadamu, tetapi bagaimana cara bershalawat kepadamu? Beliau SAW bersabda: “Allahumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa shalaita ‘alaa aali Ibrahim, innaka hamiidum majiid. Allahumma baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa  baarakta ‘alaa aali Ibrahiim, innaka hamiidum majiid. (Wahai Allah, berikanlan RAHMAT kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan RAHMAT kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Wahai Allah, berikanlah keberkahan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan keberkahan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji, Maha Mulia.” (Muttafaqun ‘alaih)

11.               Dari Abu Mas’ud al-Badri ra, dia berkata: “Rasulullah SAW datang kepada kami yang sedang dalam majlis Sa’ad bin ‘Ubadah, lalu Basyir bin Sa’ad berkata kepada beliau SAW: ‘Allah memerintahkan kepada kami bershalawat kepadamu, wahai Rasulullah. Bagaimana cara kami mengucapkan shalawat kepadamu? Rasulullah SAW lalu diam hingga kami menyesalkan alangkah baiknya kalau tadi Basyir tidak bertanya kepada beliau tentang hal itu. Kemudian Rasulullah SAW bersabda: ‘Ucapkanlah Allahmumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad. Kamaa shalaita ‘alaa Ibrahim. Wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad. Kamaa baarakta ‘alaa aali Ibrahim. Innaka hamiidum majiid.” Sedangkan salam, sebagaimana kalian telah ketahui bersama.” (Hadits Riwayat Muslim)

12.               Dari Abu Humaid as-Sa’di ra, dia berkata: “Para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, bagaimana cara kami mengucapkan shalawat kepadamu? Beliau SAW bersabda: “Ucapkanlah Allahumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad, wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyaatihi. Kama shalita ‘alaa Ibrahiim. Wa baarik ‘alaa Muhammad, wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi. Kamaa baarakta ‘alaa Ibrahiim innaka hamiidum majiid. (Wahai Allah, berikanlah kesejahteraan kepada Muhammad dan kepada isteri-isteri serta keturunan-keturunanya sebagaimana Engkau telah memberikan kesejahteraan kepada Ibrahim. Dan berikanlah keberkahan kepada Muhammad dan kepada isteri-isteri serta keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberikan keberkahan kepada Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia.” (Hadits Riwayat Muttafaqun ‘alaih)

Mungkin ada pendapat yang berbeda tentang ucapan shalawat kepada nabi. Jika kita menemukan hal demikian, pegangan kita adalah Allah dengan merujuk ke Quran dan Rasulnya dengan merujuk ke Hadits.

13.                “Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu urusan agama, kembalikanlah kepada Allah (Quran) dan Rasul (sunnahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan Hari Akhir.“ (Quran Surat An-Nisaa’: 59)

Temans, sekian dulu yah. Aku masih pengin info tentang pengggunaan “Sayyidina” sih. Selama ini shalawat yang aku yakini benar dan tidak mengandung bid’ah adalah yang tersebut di atas itu.

Kalau ada kebenaran, itu karena Allah. Kalau ada kesalahan, itu dari kekuranganku sendiri. Aku terus berusaha belajar, semoga diberi jalan oleh-Nya, aamiin.


Sumber:
1.                   Quran Terjemahan, Penerbit Pena, 2006, Surat Al-Ahzaab: 56 dan Surat An-Nisaa’: 59)
2.                   Kitab Riyadlus Shalihin, Pustaka As-Sunnah, hal. 919 – 924.

OKE?  . . . maree maree . .


Yayah
Depok, 10 Agustus 2012
Untuk Indonesia yang lebih baik

Kamis, 02 Agustus 2012

Imsak, Peristiwa Thaif/Thoif, dan Tebu Ireng

Imsak, Peristiwa Thaif/Thoif, dan Tebu Ireng



Puasa Romadlon/Ramadhan merupakan salah satu pilar Islam. Hukumnya wajib. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183).

Puasa dimulai ketika terbit fajar dengan ditandai adzan shubuh, bersandar pada Al-Quran berikut: “Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.” (QS. Al-Baqarah: 187)

Nha, tetapi ada Imsak. Bagaimana itu?

Perihal penetapan  imsak oleh para ulama, maree kita ulas beberapa peristiwa berikut. Ulama adalah orang yang berilmu agama Islam yang mumpuni. Dia bertanggungjawab memberi jawaban atas kebutuhan umat. Dalam ketetapan-ketetapannnya, ulama bersandar pada Al-Quran dan Hadits.

Ketika membangun Pesantren Tebu Ireng, KH Hasyim Asyhari tidak mengusir orang-orang yang berjudi di sekitarnya. Dibiarkannya orang-orang itu berjudi tanpa gangguan dari para orang-orang yang sudah paham agama Islam kala itu. Dasar hukumnya: peristiwa pelemparan batu kepada Muhamamd SAW oleh orang-orang kafir Thaif/Thoif, hingga Muhhamad  berdarah-darah di pelipis dan gigi beliau juga patah. Pada peristiwa Thoif itu Muhammad tidak marah, tetapi mendoakan semoga mereka atau anak cucu mereka nanti masuk Islam. Karena penderitaan Muhammad yang begitu dhasyat, Jibril bersedia melemparkan sebuah gunung di Thoif ke orang2 kafir itu, jika diminta Muhammad. Tetapi Muhammad tidak setuju usulan Jibril itu. Muhammad malah berkata: ‘Mereka tidak/belum tahu.”

Kembali ke peristiwa Tebu Ireng, orang-orang itu berjudi karena mereka belum tahu ajaran Islam yang baik yang melarang judi. Baru setelah Pesantren Tebu Ireng berdiri, syiar Islam berjalan, puluhan ribu masyarakat belajar Islam dan mengerti Islam.

Dalam kaitan penentuan imsakpun demikian, bahwa ulama membuat kesepakatan untuk kebaikan umat. Puasa adalah ibadah yang luar biasa penting. Saking pentingnya, bahkan tak tergantikan kapanpun apapun jika kita meninggalkannya tanpa alasan yang dibenarkan agama. Maka untuk menghindari batal puasa gara-gara makan sahur tak terkontrol, ditetapkanlah imsak. Dan itu sunnah, bukan wajib. Masyarakat kita masih awam. Banyak yang belum mau belajar agama Islam, dan sedikit-sedikit menyalahkan, siapa saja yang dianggapnya tidak sesuai dengan yang “didengar”, bukan yang dibaca dari Quran dan Hadits. Dalam hal imsak, ketetapan ulama kita relevan.

Dasar hukum Imsak adalah kebiasaan Muhammad SAW berhenti sahur 10 menit-an sebelum shubuh untuk baca 50-an ayat Quran. Jadi, tidak ada alasan bagi kita menghujat ulama karena penetapan Imsak. Ikuti sunnah nabi saja. Semakin pintar, semakin tidak asal "njeplak" dan menghujat. Hupppsss . . . apa itu "njeplak"? Hahaha . . .

Baiklah! 


Islam itu lembut. Tidak ada paksaan untuk masuk Islam. Banyak orang masuk Islam karena keindahan Islam

Selamat berpuasa. Semoga Allooh menerima ibadah-ibadah wajib dan ibadah sunnah kita, aamiin


Maree maree . .

Yayah
Depok, 3 Agustus 2012
Untuk Indonesia yang lebih baik