Halaman

Senin, 03 Desember 2012

MEMULIAKAN AHLI BAIT / AHLUL BAIT


MEMULIAKAN AHLI BAIT / AHLUL BAIT


Allahumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad  . .

Temans, by the way asereje, siapa saja sih Ahlul Bait / Ahli Bait itu? Kenapa pula kita harus memuliakan Ahli Bait? Saya menulis ini setelah ada sedikit perdebatan dengan seorang teman yang ingin senantiasa memuarakan pendapatnya/pemikirannya ke Ali, Ali, dan Ali. Padalah Ali RA sendiri tidak ingin dikultuskan seperti itu. 

Ini dia dalil dan kewajiban kita umat Islam memuliakan Ahlul Bait itu:

Allah ta’alaa berfirman: “Dan hendaklah kaum MUKMINAH tetap di rumah kalian dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kalian wahai Ahlul Bait dan membersihkan kalian sebersih-bersihnya.” (Quran Surat Al-Ahzaab: 33)

“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (Quran Surat Al-Hajj: 32)

Yang termasuk dalam golongan “Ahlul Bait” menurut Muhammad SAW adalah para isteri Nabi Muhammad SAW (Allahumma shalli ‘alaa muhammad wa ‘alaa aali Muhammad) dan semua orang yang diharamkan menerima sadaqah sesudahnya yaitu Keluarga Ali, Keluarga Aqil, Ja’far, dan Abbas.”

Dan ini lhoh dalil hadits tentang siapa saja Ahlul Bait dan kewajiban kita umat Islam memuliakan Ahlul Bait itu:

“Dari Yazid bin Hayan, dia berkata: ‘Aku berangkat bersama Hushain bin Sabrah dan Umar bin Muslim ke tempat Zaid bin Arqam. Ketika kami sudah duduk-duduk di dekatnya, lalu hushain berkata kepadanya: ‘Hai Zaid, kau telah memperoleh kebaikan yang banyak sekali. Kau dapat kesempatan melihat Rasulullah SAW, mendengarkan haditsnya, berperang bersamanya, dan juga shalat di belakangnya. Sungguh kau telah memperoleh kebaikan yang banyak sekali. Cobalah beritahukan kepada kami apa yang pernah kau dengar dari Rasulullah SAW. Zaid lalu berkata: ‘Hai Putera sadaraku, demi Allah, sungguh usiaku telah senja, masaku (bersama Rasuulullah SAW) telah lama berlalu, aku juga sudah lupa sebagian apa yang pernah kuingat (kuhafal) dari Rasulullah SAW. Maka dari itu, apa yang kuberitahukan kepada kalian, maka terimalah; apa yang tidak kuberitahukan, hendaklah kalian jangan memaksaku untuk menerangkannya.’ Selanjutnya, ia bercerita: ‘Rasulullah  SAW pernah berdiri untuk berkhutbah di suatu tempat sumber mata air yang disebut Khum, terletak antara Makkah dan Madinah. Beliay SAW lalu bertahmid kepada Allah serta memuji-Nya, lalu menasihati dan member peringatan, kemudian bersabda: ‘Amma ba’du. Ingatlah wahai sekalian manusia! Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia. Tidak lama lagi aku bakal didatangi utusan Tuhanku (yakni malaikat maut). Kemudian, aku pasti menyambut kehendak-Nya (yakni diwafatkan). Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara agung, Kitabullah yang di dalamnya ada petunjuk dan cahaya. Maka ambillah Kitabullah itu dan berpegang teguhlah kepadanya. Jadi Rasulullah SAW memerintahkan untuk berpegang teguh seta mencintai Kitabullah.’ Selanjutnya beliau SAW bersabda: ‘Dan juga Ahlul Bait (keluargaku). Aku memperingatkan kaliansemua untuk bertakwa kepada Allah dalam memuliakan ahli baitku. Sekali lagi aku memperingatkan kalian semua untuk bertakwa kepada Allah dalam memuliakan ahli baitku.’ Hushain lalu berkata kepad Zaid: ‘Siapakah Ahli Bait itu wahai, Zaid? Bukankah isteri-isterinya itu termasuk ahli baitnya? ‘ Zaid menjawab: ‘Isteri-isterinya termasuk Ahli Bait Rasulullah dan semua orang dari golongan yang diharamkan menerima sedekah sesudahnya.’ Hushain bertanya: ‘Siapakah mereka?’ Zaid berkata: ‘Mereka adalah keluarga Ali, keluarga Aqil, Ja’far, dan Abbas.’ Hushain mengatakan: ‘Mereka semua diharamkan menerima sedekah?’ Zaid berkata: ‘Ya, benar.’” (Muhammad SAW, Riwayat Imam Muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan: “Ingatlah, sesungguhnya aku meninggalkan kepada kalian dua pusaka agung. Pertama Kitabullah. Itu adalah tali agama Allah. Siapa mengikutinya berarti memperoleh petunjuk. Siapa yang meninggalkannya pasti aia dalam kesesatan. “

“Dari Ibnu Umar radiyallahu ‘anhuma dari Abu bakar ash-Shiddiq r.a. dalam sebuah hadits mauquf ‘alaihi bahwasanya dia berkata: “Perhatikanlah Muhammad SAW dalam Ahli Baitnya. (Hadits Riwayat Bukhari)

Makna urqubuhu ialah jagalah dan hormati serta muliakanlah Ahli Baitnya Rasulullah SAW.
Sumber: Riyadhus Shalihin, Pustaka As-Sunnah, Cetakan ke-2, Desember 2010

Itu tadi sedikit dalil yang mengabarkan siapa saja para AHLI BAIT itu. Saya senang jika pembaca mau menambahkan dari sumber-sumber lain . . maree maree . .

Yayah
Depok, 4 Desember 2012
Untuk Indonesia yang lebih baik