Saham Syariah Indonesia: Sektor Primadona di Bulan Puasa
Sektor2 primadona di bulan puasa antara lain:
Consumer
Finance
Trade
Infrastructure
Ladys Corner - Suriyah Yayah Manisz
Hello, I'm Suriyah. people call me Yayah, or Yah, or Yay, or Suriyah. It's taken from Arabic of Javanese dialect, Syuriyyah, meaning the board of wisdom. no wonder that I love sharing wisdom with others. Does the name indicate that I'm wise? I love this question. And please don't blame on me if you happened to find me unwise hahaha . . 'Where there's a will, there's a way.' Semangat!
Senin, 06 Juni 2016
Kamis, 01 Januari 2015
Antara aku, Palestina, dan Tuan Aggressors
Antara aku, Palestina, dan Tuan Aggressors
Dingin di sini
Ada baju hangat
Selimut tebal
Nyala api penghangat lidah dan perut kami
Dingin di sana?
Ada puing-puing pedih
Salju yang menusuk mematahkan sendi-sendi
Kegetiran yang menggelayut berkawan tanya kapan maut kami datang
"Have a happy and healthy new year" Tuan Bermulut besar bilang
"Happy New Year" dari Tuan Pendusta hanyalah bualan Tuan Bermulut Besar
"Happy and healthy" dari Tuan hanyalah bualan Tuan Bermulut Besar
Tuan Pembual Besar!
Sadumuk bathuk sanyari bumi
Kami di sini
hanya punya waktu
Waktu untuk terus berjuang
Mempertahankan tanah dan kehormatan
Sampai titik darah penghabisan
Yayah
Citayam, 2 Januari 2014 / 11 Rabi'ul Awwal 1436
Untuk Indonesia, Palestina, dan Dunia yang lebih baik
Dingin di sini
Ada baju hangat
Selimut tebal
Nyala api penghangat lidah dan perut kami
Dingin di sana?
Ada puing-puing pedih
Salju yang menusuk mematahkan sendi-sendi
Kegetiran yang menggelayut berkawan tanya kapan maut kami datang
"Have a happy and healthy new year" Tuan Bermulut besar bilang
"Happy New Year" dari Tuan Pendusta hanyalah bualan Tuan Bermulut Besar
"Happy and healthy" dari Tuan hanyalah bualan Tuan Bermulut Besar
Tuan Pembual Besar!
Sadumuk bathuk sanyari bumi
Kami di sini
hanya punya waktu
Waktu untuk terus berjuang
Mempertahankan tanah dan kehormatan
Sampai titik darah penghabisan
Yayah
Citayam, 2 Januari 2014 / 11 Rabi'ul Awwal 1436
Untuk Indonesia, Palestina, dan Dunia yang lebih baik
Minggu, 30 November 2014
Hanya Kode, Kode, dan Kode
Hanya Kode, Kode, dan Kode
Kode, kode kode!
Bisa, bisa bisa!
Tapi selalu saja
Kode-kode itu di sana saja
Setahun, satu setengah tahun masih di sana
Kode-kode itu lucu kalau aku menanggapinya dengan lucu
tapi . .
Tapi aku terlanjur menanggipinya serius dengan mimic serius
ingin melihat kode itu nyata
Aku terlanjur berharap kode-kode itu terpecahkan dalam
batasan-batasan waktu yang aku inginkan
Semakin aku ingin kode itu terpecahkan, semakin tidak lucu
kode-kode itu
karena pikiranku
karena mauku
Aku mau kode-kode itu terselesaikan,
terealisasikan
Aku mau nyata, nyata, dan nyata!
Tapi setahun, satu setengah tahun, dua tahun,
masih di sana.
Bahkan akhirnya aku meyakini kode-kode itu akan masih di sana
sampai sejuta tahunpun masih tetap di sana
Tidak akan pernah nyata
Setahun, satu setengah tahun kode-kode itu tak terpecahkan jua
Setahun, satu setengah tahun, dua tahun pun masih di sana
Kode-kode yang belum jua terpecahkan itu benar-benar membuatku
bosan bosan dan bosan
Setahun, setengah tahun, kode-kode itu membingungkan
Setahun, satu setengah tahun, kode-kode itu . . .
Beginikah? Begitukah? Mungkinkah? Iyakah?
Bisa, bisa bisa!
pekikku ketika melihat jalan terang.
Kode-kode yang sebenarnya sederhana
Sangat-sangat sederhana untuk dibuat nyata
Tapi tidak ada jalan ke sana
Tidak mau mencari jalan ke sana
Setahun, satu setengah tahun lalu minta kesempatan
Beri kesempatan! Beri kesempatan!
Ditunggu wujudnya
Kode-kode itu masih di sana
Padahal waktu terus berjalan nyata
Menunggunya!
Nikmatilah kode-kode itu
Aku tidak mau pusing dibuatnya
Makanlah kode-kode itu
Hiduplah dengannya!
Hahaha . .
Dan akhirnya aku menyerah
Aku bosan
Menyerah karena bosan
Bosan karena menyerah
Semua kode datang dari Tuhan
Dengan izin Tuhan aku kembalikan kepada Tuhan
Tak ingin aku terpusingkan!
Menikmati tawa sambil guling guling saja!
Yayah
Depok, 1 Desember 2014 / 9 Shafar 1436 H
Sabtu, 15 November 2014
Boleh Mewarnai uban dengan Warna Apa Saja dan tidak Mencabutnya
Boleh Mewarnai uban dengan Warna Apa Saja
dan tidak Mencabutnya
Bismillaahirrahmaanirrahiim
. .
Baik uban pada jenggot atau kepala, dalam hal ini tidak
perbedaan antara perempuan dan laki-laki, di mana keduanya dibiarkan membiarkan
uban yang ada pada (rambut atau janggutnya) dan tidak mencabutnya. Dalilnya
adalah hadits ‘Amar bin Syu’aib r.a. dari bapaknya, dari kakeknya, bahwa
Rasulullah bersabda sebagai berikut (terjemahannya): “Janganlah kalian mencabut
uban, karena ia merupakan cahaya bagi seorang Muslim. Tidaklah seorang Muslim membiarkan ubannya –selama ia masih Islam-, kecuali Allah akan mencatat baginya satu kebaikan, mengangkatnya satu
derajad, dan menghapus satu kesalahan.” (Hadiits Riwayat ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasai, dan Ibnu Majah)
Anas r.a. berkata, “Kami tidak senang dengan seorang
laki-laki yang mencabut sehelai uban dari kepala dan jenggotnya.” (Hadits
Riwayat Muslim)
Diperbolehkan
Mengubah warna Ubdan dengan Inai
Warna merah, warna kuning, dan warna-warna yang lain
boleh diergunakan untuk menyemir rambut. Sebagai landasan atas hal ini adalah
hadits dari Abu hurairah r.a. Ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Orang
Yahudi dan Nasrani tidak mau menyemir (rambutnya yang beruban). Oleh karena
itu, bedakanlah dirimu dengan menyemir rambutmu.’” (Hadits Riwayat Muslim)
Abu Dzar berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik
bahan untuk mengubah warna uban adalah inai dan semir.” (Hadits Riwayt Bukhari,
Muslim, Nasai, Abu Daud, dan Tirmidzi)
Meskipun ada juga hadits yang menyatakan makruh menyemir
uban, namun para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini. Perbedaan pendapat
ini berdasarkan pada usia, kebiasaan, dan tradisi. Sebagian shahabat
meriwayatkan bahwa membiarkan uban tanpa menyemirnya adalah lebih utama,
sedangkan sebagian yang lain menyatakan bahwa menyemir uban adalah lebih utama.
Di antara mereka ada yang menyemir ubannya dengan warna kuning, sebagian lagi
dengan menggunakan inai, ada yang menggunakan za’faran, dan ada juga sebagian
yang menyemir ubannya dengan warna hitam.
Dalam kitab Fath al-bari’, alhafiz Ibnu hajar menyebutkan
satu riiwayat dari ibnu Syihab az-Zhukhri, ia berkata, “Kami biasa menyemir
rambut dengan warna hitam ketika wajah masih segar. Namun setelah wajah berkerut
dan gigi telah ompong, kamipun tidak menyemirnya lagi.”
Jabir r.a. meriwayatkan sebuah hadits, ia berkata, “Pada
waktu penaklukan Kota Makkah, Abu Quhafah – ayah Abu Bakar – menghadap kepada
Rasulullah SAW, sedangkan kepalanya laksana kapas (baca: telah beruban).
Melihat itu, Rasulullah SAW bersabda, “Bawalah ia kepada salah seorang istrinya
supaya menyemir rambutnya, tapi jangan menggunakan warna hitam.” (Hadits
Riwayat Bukhari, Muslim, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Nasai)
Pada dasarnya hadits ini bertentangan dengan
keterangan-keterangan yang telah dijelaskan sebelumnya, di mana rambut yang
sudah beruban dapat disemir dengan warna apapun. Namun, pernyataan hadits ini
bersifat khusus karena berkaitan dengan peristiwa yang khusus pula. Dengan kata
lain, hukum ini hanya dikhususkan kepada Abu Quhafah. Karenanya, hadits ini
tidak dapat dijadikan landasan hukum yang berlaku secara umum. Di samping itu,
seorang laki-laki yang seusia Abu Quhafah, di mana seluruh rambutnya sudah
memutih hingga laksana kapas, tidak sepatutnya menyemir rambut dengan warna
hitam. perkara seperti ini memang tidak pantas dilakukan.
Sumber: terjemahan Kitab Fikih Sunnah Jilid I, Sayyid Sabiq,
Cakrawala Publisihing, Jakarta, 2008 Bab Sunnah-sunnah Fitrah hal. 62 – 64) . .
Maree maree . .
Suriyah aka Yayah
Depok, 15 November 2014 / 22 Muharram 1436 H
untuk Indonesia yang lebih baik
Kamis, 13 November 2014
Pahala Orang yang Mengajarkan Kebaikan dan Dosa Orang yang Mengajarkan Keburukan
Pahala Orang yang
Mengajarkan Kebaikan
dan Dosa Orang yang
Mengajarkan Keburukan
Allahumma shalli ‘alaa
Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad
Alquran
menyeru orang-orang beriman untuk berbuat baik dan mengajarkan kebaikan. Salah
satunya adalah Quran Surat An-Nahl ayat 125. Sebagai pengejawantahan perintah
di atas, Rasul menyampaikannya dalam sebuah hadits berikut:
“Siapa yang mulai membuat contoh dalam Islam
berupa amalan yang baik, ia memperoleh pahalanya dan pahala orang yang
mengerjakan itu sesudahnya (sepeninggalnya), tanpa mengurangi sedikitpun
pahala-pahala mereka yang mencontohnya. Dan siapa yang mulai membuat contoh
dalam Islam berupa amalan yang buruk, maka ia menanggung dosanya sendiri dan
dosa orang yang mengerjakan itu sesudahnya (sepeninggalnya) tanpa sedikitpun
mengurangi dosa orang yang mencontohnya.” (Hadits Riwayat Muslim)
Periwayatan
lebih lengkap dari hadist di atas adalah sebagai berikut:
Dari
Abu ‘Amr yaitu Jarir bin Abdullah r.a., dia berkata: “Kami perrnah berada pada
tengah hari di sisi Rasulullah SAW, kemudian datanglah kepada beliau satu kaum
yang telanjang, mengenakan kain shuf tebal dengan baris-garis, yang dilobangi
dari kepala (mengenakan baju kurung), sambil menyandang pedang. Kebanyakan
mereka dari suku Mudhar, atau memang semuanya dari Mudhar. Berubahlah rona
wajah Rasulullah SAW karena melihat mereka dalam keadaan miskin. Kemudian
beliau masuk (ke rumahnya) lalu keluar lagi, terus menyuruh Bilal
mengumandangkan adzan. Selanjutnya Bilal adzan dan iqamat, lalu shalat.
Kemudian beliau berkhutbah. Beliau SAW membacakan ayat: ‘Hai sekalian manusia!
Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri (Adam). Sesungguhnya Allah itu Maha Penjaga bagimu semua.’ (Quran Surat An Nisaa’:
1). Beliau membacakan pula ayat yang ada dalam surat Al-hasyr: ‘Hai orang-orang
yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan
apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).’
‘(Hendaklah)
ada orang yang bersedekah dengan dinarnya, dirhamnya, bajunya, sha’ gandumnya,
juga dengan sha’ kurmanya.’ bahkan beliau bersabda: ‘Sekalipun dengan potongan
kurma.’
Selanjutnya
ada pula seseorang dari kaum Anshar yang datang dengan suatu wadah (pundi) yang
tapak tangannya hampir tidak kuasa mengangkatnya, bahkan sudah tidak kuat.
Selanjutnya berduyun-duyunlah orang
memberikan shadaqahnya masing-masing, hingga aku melihat ada dua tumpukan
makanan dan pakaian. Aku melihat wajah Rasulullaah SAW berseri-seri,
seolah-olah wajah beliau bersinar bersih sekali. Kemudian beliau bersabda: ‘Siapa
yang mulai membuat contoh dalam Islam berupa amalan yang baik, maka ia
memperoleh pahalanya dan pahala orang yang mengerjakan itu sesudahnya (sepeninggalnya),
tanpa mengurangi sedikitpun pahala-pahala mereka yang mencontohnya. Dan siapa yang
mulai membuat contoh dalam Islam berupa amalan yang buruk, maka ia menanggung
dosanya sendiri dan dosa orang yang mengerjakan itu sesudahnya (sepeninggalnya)
tanpa sedikitpun mengurangi dosa orang yang mencontohnya.’” (Hadits Riwayat
Muslim)
Sumber: Terjemahan Kitab Riyadhus
Shalihin, Imam An-Nawawi, Tim Pustaka as-Sunnah Bab 19 hal. 192 – 194, Cetakan
ke-2 Desember 2010)
Semoga
membawa manfaat. Komputer saya (saya) belum bisa menghadirkan versi tulisan
Arabnya.
Maree maree . .
Depok, 13 November 2014 /
20 Muharram 1436 H
Suriyah aka Yayah
Untuk Indonesia yang lebih
baik
Sabtu, 26 April 2014
Yang Dulu Menguras Hati, Kini Menjadi Cerita Lucu: Dokter Ngawur dan Seputar GR-GRan
Yang Dulu Menguras Hati, Kini Menjadi
Cerita Lucu: Dokter Ngawur dan Seputar GR-GRan
Yang lain lagi serius pemilu, lebih baik aku ngomongin yang lucu-lucu. Kisah yang dulu
menguras hati, kini jadi cerita seru dan lucu dan jadi bahan olok-olok dan bla bla bla bla. Heh!
Awal-awal
mau jadi pegawai tetap di sebuah lembaga swasta, aku diwajibkan menjalani
general check up. Selama ini, eh, selama itu maksudku, “general check up” itu
aku denger kalau ada berita Pak Harto sakit.. Aku penasaran banget tenatang apa
dan bagaimana “general check up” yang akan aku jalani: apakah akan meloloskanku
menjadi pegawai tetap atau menggagalkanklu. Aku punya riwayat “penyakit” yang
menurut dokter yang merawatku waktu aku masih SMP, itu antara lain disebabkan
karena ketakutan yang akut. Karena bosan gak ada perubahan setelah melakukan
pengobatan medis sampai ke dokter ketiga, akhirnya aku berhenti dan tidak
terjadi apa-apa. Kadang saran mereka aku jalankan, seringkali tidak. Dan tidak
ada masalah. Setelah aku kerja, aku coba ke dokter Jakarta, sekedar
memanfaatkan fasilitas asuransi eksehatan, ternyata ahsilnya sama: tidak ada
gangguan apa-apa. Yo wis! Walau harap-harap cemas, aku tetap bersyukur bahwa
aku tidak sakit seperti yang dikhawatrkan almarhumah ibuku.
Ketika
tiba saatnya prosesi “general check up” kami jalani, kami yang waktu itu
berangkat dari kantor ke klinik di Jakarta Pusat berangkat bertiga, sebut saja
nama teman-teman kantorku itu A dan B. Kami jalani tes demi tes bergiliran,
mulai dari rontgen, tes urin, dan seterusnya secara bergiliran, di samping ada
banyak pengambil tes dari institusi lain. Ketemu dokterpun bergiliran. Sampai
ke dokter, aku paling akhir dan paling lama. Aku pikir itu proses normal untuk “general
check up”.
Setelah menjalani prosesi terakhir yaitu menyerahkan dokumen ke
dokter, kami bertiga bertemu. ketemuan, teman pertama, A, komplen: "Lama
banget sih kamu. Ada kali 1/2 jam lebih. Aku cuma semenit, nyerahin dokumen,
sudah."
Teman
kedua,, B: "Aku 5 menitan. Ditanya-tanya dikit, sudah."
Lalu
kami saling cerita apa yang kami jalani di ruang dokter, proses terakhir. Rupanya
dokternya ngawur pencet sana sini, nanya ini nanya itu. Karena aku pernah ada riwayat
sakit waktu SMP, yang oleh para dokter dibilang bukan “sakit” dan tidak ada
indikasi “penyakit", aku masih berfikir memang prosesnya begitu. Aku fikir dokternya
melakukan prosedur dengan benar.
Usut punya usut, rupanay itu yang disebut
pelecehan seksual. Di kantor lama, aku cerita kejadian itu supaya plong. Bagiku,
menceritakan/mengeluuarkan beban hati dengan bercerita ke teman itu proses melupakan
trauma, tapi bagi teman-temanku lain. Itu dianggap cerita lucu untuk membuatku
histeris tiap kali mereka ulang-ulang cerita itu. Satu hal yang membuat olok-olok mereka membuatku
berhenti histeris dan ikut terbahak-bahak adalah komentar salah 1 temanku
berikut: "Dokternya sudah betul. Tepat. Mana mau dia pencat-pencet si A
and si B. Pinter dia milih barang bagus, hahaha.” Walaupun dilecehkan, tapi
paling enggak dapat point bagus dari teman-teman. Heh!
Akhirny,setelah
sekitar enam bulan berlalu dari peristiwa itu, aku putuskan untuk bener-benar
bisa melupakan peristiwa buruk itu. Aku bertekad untuk seratus persen bisa
melupakan kejadian itu dan menghapusnya dari memori otakku.
"Dokter
yang melakukan kesalahan aja biasa, kenapa aku yang gak tahu menahu dan jadi
korban menjadi terpuruk?” pikirku. Itu bener-bener mujarab. Sedikit demi
sedikit mulai hilang peristiwa buruk itu dari ingatan,Yang tersisa hanya
lelucon dengan teman-teman. Sejak saat itu, aku pilih-pilih dokter kalau berobat:
Harus perempuan. Baru laki-laki kalau hanya ada laki-laki di sana. Suatu hari
aku musti cabut gigi geraham, Aku minta dentist perempuan saja. Rupanya dentist
perempuan tidak kuat mencabut gigiku,sampai mulutklku berdarah2 ora karu-karuanan.
Akhirnya aku disuruh datang seminggu lagi, ditangani dokter laki-laki. Dan
beres. Weleh weleh . .
Jadi,
sedikit tentang pelecehan atau hal-hal buruk lainnya, semakin kita paham tentang
situasi, semakin cepat kita bersikap. Jangan mau tersakiti oleh situasi.
Putuskan untuk hidup bahagia dari diri sendiri . . maree maree . .
Nah,
ini satu lagi yang menguras hati. baca baik-baik ya . . Ini tentang GR atau beneran. Pokoke itu jadi
cerita lucu aja saat ini. Buat lucu-lucuan aja ya. Jangan nangis.
Dulu
ada teman sosmed yang naksir aku. Awalnya aku gak ngeh, lama-lama ngerasa TL-TL
dia ngikutin TLku terus. Sering TL dia merupakan jawaban TLku menambah
informasi yang kurang di TLku atau membantah. Yang terakhir ini jarang.
Seringnya yang I dan II.
Aku ikut-ikutan suka ke dia juga akhirnya. Kok ikut-ikutan. Yakin dia suka? Eh, GR! Hihihi . . Iya, tepatnya GR ditaksir orang do sosmed.
Setelah jalan lumayan lama, setahunan mungkin, kok masih di TLi-TL aja status kita? Ga ada kabar ngelamar kek, minta nomor talipun kek, inbox kek, DM kek . .
Kita? Aku aja kali yang GR kalau kami saling suka. Kami? Aku aja kali. Namanya juga GR, hahaha . .
Teman2ku di luar sosmed menyarankan aku nanya ke dia. Tapi aku tidak lakukan. Aku hanya nulis saja di statusku bla bla bla. Rupanya dia jawab di TL dia juga. Padahal mauku, dia akan melakukan tindakan lebijh: mminta nomro talipun kek, PIN BBM kek, dan lain lain dan sebaginya. Walau gondok, aku mencoba menerima keadaan. Menerima ansip ditaksir pecinta tembok.
Aku ikut-ikutan suka ke dia juga akhirnya. Kok ikut-ikutan. Yakin dia suka? Eh, GR! Hihihi . . Iya, tepatnya GR ditaksir orang do sosmed.
Setelah jalan lumayan lama, setahunan mungkin, kok masih di TLi-TL aja status kita? Ga ada kabar ngelamar kek, minta nomor talipun kek, inbox kek, DM kek . .
Kita? Aku aja kali yang GR kalau kami saling suka. Kami? Aku aja kali. Namanya juga GR, hahaha . .
Teman2ku di luar sosmed menyarankan aku nanya ke dia. Tapi aku tidak lakukan. Aku hanya nulis saja di statusku bla bla bla. Rupanya dia jawab di TL dia juga. Padahal mauku, dia akan melakukan tindakan lebijh: mminta nomro talipun kek, PIN BBM kek, dan lain lain dan sebaginya. Walau gondok, aku mencoba menerima keadaan. Menerima ansip ditaksir pecinta tembok.
Tanya
dengan cara lain? Mana bisa? Masak mau nuduh dia naksir aku? yang bener saja. Kalau
ternyata aku beneran GR gimana coba? Akhirny aku memilih tidak melakukan
klarifikasi elwat jalur berbeda. karena apa? Karena itu tadi: mungkin aku aja
yang GR dan berharap bahwa kalau emang dia suka, dia pasti usaha nyari nomor
talipunku/nyimpen karena aku sudah sering posting kalau ada temen minta. Ternyata
tidak. Waktu aku diamkan beberapa lama, dia memang sempat marah, galau dan
bereaksi macam-macam, tetap di TLnya. Dan salah satunya yang makin bikin aku
berkesimpulan dia tidak peduli sama aku adalah: dia tidak tahu harus ke mana
ngungkapin cintanya kepadaku. Eh, kok kepadaku? iya kalau galaunya dia karena
aku. Ahhh, namanya juga GR. Bisa jadi itu hanya ungkapan isi hati lucu-lucuan
saja.
Atau dia bisa DM, inbox, atau berkomunikasi di wallku atau lainnya . .
Ketika aku mundur teratur, dia gusar, marah, kecewa. Segala uneg2 dikeluarkannya, bahkan menuduhku begini dan begono. Eh, tapi, tahunya dia menuduhku dari mana? Kan itu TL dia sendiri, wall dia sendiri. Dari mana tahu itu buatku? Iya ya. Namanya juga GR, hahaha . .
Suatu hari dia pernah berpesan tidak ada berduaan sebelum nikah. Tapi mosok komunikasi aja gak ada? Ucapan bahwa dia naksir aku secara langsung, tak eprnah ada. Jadi? Emang itu buat aku? Atau buat yang lain-lainnya? Ah! GR lagi aku. TL-TLnya sendiri, kuanggep untukku, hahaha . .
Gimana aku tahu dia mau ngapain ke aku kalau komunikasi bahwa dia suka ama aku, ingin memilikiku, ingin menikahiku aja ga pernah. Dia lebih mencintai tembok daripada aku.
Tapi dia kan ga mau pacaran? Dia kan ikhwan? Bisa aja suatu saat nanti langssung lamaran?
Gak pacaran tapi sahut-sahutan TLku setahun lebih? Ah. Pasti aku GR lagi deh, hahaha . .
Apalagi kalau keengganan dia komunikasi langsung itu cara2 Arab? Modar aku? Aku ora sudi diperlakukan cara Arab. Aku wong Jowo, orang Indonesia. Aku mau dilamar ala Indonesia: ngomong coro menungso, ora coro tembok.
Atau dia bisa DM, inbox, atau berkomunikasi di wallku atau lainnya . .
Ketika aku mundur teratur, dia gusar, marah, kecewa. Segala uneg2 dikeluarkannya, bahkan menuduhku begini dan begono. Eh, tapi, tahunya dia menuduhku dari mana? Kan itu TL dia sendiri, wall dia sendiri. Dari mana tahu itu buatku? Iya ya. Namanya juga GR, hahaha . .
Suatu hari dia pernah berpesan tidak ada berduaan sebelum nikah. Tapi mosok komunikasi aja gak ada? Ucapan bahwa dia naksir aku secara langsung, tak eprnah ada. Jadi? Emang itu buat aku? Atau buat yang lain-lainnya? Ah! GR lagi aku. TL-TLnya sendiri, kuanggep untukku, hahaha . .
Gimana aku tahu dia mau ngapain ke aku kalau komunikasi bahwa dia suka ama aku, ingin memilikiku, ingin menikahiku aja ga pernah. Dia lebih mencintai tembok daripada aku.
Tapi dia kan ga mau pacaran? Dia kan ikhwan? Bisa aja suatu saat nanti langssung lamaran?
Gak pacaran tapi sahut-sahutan TLku setahun lebih? Ah. Pasti aku GR lagi deh, hahaha . .
Apalagi kalau keengganan dia komunikasi langsung itu cara2 Arab? Modar aku? Aku ora sudi diperlakukan cara Arab. Aku wong Jowo, orang Indonesia. Aku mau dilamar ala Indonesia: ngomong coro menungso, ora coro tembok.
Aku
wong Jowo, maunya dojodohin coro Jowo, coro Endonesa. Ora sudi dadi wong Arab. *Maap
Arab. Kamu jadi kebawa-bawa deh, heheheh . .
"Jangan-jangan kalau ama dia aku nanti diiket ga boleh keluar rumah kayak kambing. Keluar rumah dosa. Jangan2 aku nanti ga boleh ngomong ama orang. Ngomong ama laki-laki dihukumi zina. Modar tenan aku.”
"Jangan-jangan kalau ama dia aku nanti diiket ga boleh keluar rumah kayak kambing. Keluar rumah dosa. Jangan2 aku nanti ga boleh ngomong ama orang. Ngomong ama laki-laki dihukumi zina. Modar tenan aku.”
"Jangan2
dia nanti setres kalau akau gaul dengan sesama makhluk coro Jowo coro kampungku
yang akrab ke banyak orang?" Waduh!
Kadang masih ngarep, akdang terlanjur gondok. istikhoroh dibilang bagus, bagus, bagus. Aku berdoa: “Jika dia baik bagiku, baik bagi agamaku, baik bagi amsa depan dunia dan akhiratu, mudahkanlah dan dia tidak baik bagiku, tidak baik bagi agamaku, tidak baik bagi amsa depan kehidupan dan penghidupan dunia dan akhiratku, beri aku ganti yang lebih baik” lalu dikasih tahu bagus, bagus, bagus. Jangan-jangan ini juga GR. Haduuuhhhh . .
Kadang masih ngarep, akdang terlanjur gondok. istikhoroh dibilang bagus, bagus, bagus. Aku berdoa: “Jika dia baik bagiku, baik bagi agamaku, baik bagi amsa depan dunia dan akhiratu, mudahkanlah dan dia tidak baik bagiku, tidak baik bagi agamaku, tidak baik bagi amsa depan kehidupan dan penghidupan dunia dan akhiratku, beri aku ganti yang lebih baik” lalu dikasih tahu bagus, bagus, bagus. Jangan-jangan ini juga GR. Haduuuhhhh . .
Yang
paling menyetreskanku itu kalau ditanya teman/tetangga "Kamu sudah ada
calon apa belum? Kamu mau gak sama si ini si itu dan sebagainya?"
Meskipun aku ga ada niat mau ama orang-orang yang disebutkan tadi, tapi aku nyengir dan sedih. Mau jawab "sudah", faktanya belum. Mau jawab "belum", rasanya sudah.
Eh, GR lagi GR lagi.
Daripada gak jelas, akhirnya dengan segenap niatan aku sampaikan sindiran halus. Gak paham juga. Lha wong memang dia ga niat, kali . .
Yo wis. Akhirnya aku putuskan untuk menjadi diriku sendiri, tidak berGR ria. Apapun keluhan dia, komplen dia di TL dia, tak perlu kuanggap. Emangnya buat aku? Hahaha . .
Meskipun aku ga ada niat mau ama orang-orang yang disebutkan tadi, tapi aku nyengir dan sedih. Mau jawab "sudah", faktanya belum. Mau jawab "belum", rasanya sudah.
Eh, GR lagi GR lagi.
Daripada gak jelas, akhirnya dengan segenap niatan aku sampaikan sindiran halus. Gak paham juga. Lha wong memang dia ga niat, kali . .
Yo wis. Akhirnya aku putuskan untuk menjadi diriku sendiri, tidak berGR ria. Apapun keluhan dia, komplen dia di TL dia, tak perlu kuanggap. Emangnya buat aku? Hahaha . .
Akhirnya
aku berdoa, mencoba berdeadline ria: “Kalau memang dia baik bagiku, jodohku,
mudahkanlah. kalau tidak mudah, mudahkan aku untuk meninggalkannya.”
Rupanya
dia nangkep tapi tetep, sibuk berTL ria saja, gak ada tindakan apa-apa.
Sejak saat itu, aku merasa bebas. Kalau ada yang nanya-nanya, mudah aja aku jawab aku jomblow. Enteng. Tenang. Damai. Ga berharap pada yang ga mau diarepin . .
Kalau sudah kecewa, rasanya perlu waktu sangat lama untuk bisa berkata-kata. Lhah, ngapain juga kecewa, lha wong diri sendiri yang GR kok. Gak perlu nyalahi pihak lain. Kalaupun iya, lebih baik nyalahin diri sendiri, daripada ribut, hehehe. Kecewa dan tersudut oleh pertanyaan orang-orang sekitar akhirnya membuat seseorang berkeputusan ekstrim. Ancur ra popo. Aku ra sudi diperlakukan cara Arab begini. Aku ra ngerti cara orang shaleh karena aku bukan orang shaleh. Daripada nanti aku merusak keshalehannya karena ngomong ke aku, apakah dia perlu waktu, apakah dia suka aku, apakah dia lagi mengurus sesuatu, mending aku kabur demi menjaga keselamatan keimanan dan keshalehannya. It’s Arab you know. Ga boleh pacaran dan kalau naksir atau ngelamar itu cukup kode-kode dalam hati, sudah sampai ke sasaran. Padahal, kalau dia perlu waktuu akrena urusan ini itu, asalkan dia kasih tahu, mungkin ceritanya akan lain. Emang enak dibuat gak jelas. Gak enak kan? namanya juga Arab.
Alhamdulillaah
. . Yuhuuuu . . Masa lalu itu kini terasa lucu, lucu, dan lucu. Padahal dulu itu rasanya gimanaaaa gitu.
Alhamdulillaah. Semua peristiwa itu terjadi
karena kehendak Allah. Aku tidak menyesali apa yang dulu pernah terjadi. Aku terus mengharap yang baik-baik dariNya. Jodoh, rejeki, umur, matek semua sudah digariskanNya. Aku tidak tahu siapa nanti yang menjadi jodohku. Apakah dia ditakdirkan Tuhan untuk berjodoh denganku atau Tuhan menyiapkan wajah baru, aku tak tahu. Ilaahi Anta maksudii . . Harapku takdir yang baik-baik saja untukku. Aamiin
Maree maree . . .
Yayah
April 26, 2014
Untuk Indonesia yang lebih baik
Jumat, 11 April 2014
SAQAR, NERAKA SAQAR
SAQAR, NERAKA SAQAR
Bismillaah . .
Allooh Maha Adil menciptakan surga dan neraka dengan tujuan yang benar. Salah satu neraka ciptaanNya adalah Saqar.
SYARAT-SYARAT UTAMA MASUK SAQAR:
1) '(Dosa) apakah yang mengakibatkan kalian masuk ke dalam (neraka) Saqar?' Mereka menjawab: 'Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan sholat.' (Quran Surat Al-Muddatstsir: 42-43)
2) 'dan kami juga tidak memberi makan orang miskin,' (Quran Surat Al-Muddatstsiir: 44)
3) 'Bahkan kami biasa berbincang (untuk tujuan yang bathil/tidak benar), bersama orang-orang yang membicarakannya,' (Quran Surat Al-Muddatststsiir: 45)
4) 'Dan kami mendustakan hari pembalasan, sampai datang kepada kami kematian.' (Quran Surat Al-Muddatstsiir: 46-47)
6) Orang-orang yang tidak mengimani Al-Quran/berpaling dari Al-Quran dan menganggap Al-Quran adalah buatan manusia.
'Lalu dia (orang yang tidak beriman) berkata: "Al-Quran ini hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu), ini hanyalah perkataan manusia." Kelak Aku (Allooh) akan masukkan mereka ke dalam neraka Saqar."' (Quran Surat Al-Muddatstsiir: 24-26)
DEFINISI SAQAR
'Dan tahukah kamu neraka Saqar itu? Dia tidak meninggalkan dan tidak pula membiarkan, yang menghanguskan kulit manusia.' (Quran Surat Al-Muddatstsiir: 27-29)
'Di atasnya ada sembilan belas malaikat penjaga.' (Quran Surat Al-Muddatstsiir: 27-29)
'Dan yang Kami jadikan penjaga neraka itu hanya dari malaikat.' (Quran Surat Al-Muddatstsiir: 30)
'Dan Kami menentukan bilangan mereka itu hanya sebagai cobaan bagi orang-orang kafir, agar orang-orang yang diberi kitab bertambah yakin, agar orang yang beriman bertambah imannya, agar orang-orang yang diberi kitab dan orang-orang mukmin tidak ragu-ragu, dan agar orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (berkata): "Apakah yang dikehendaki Allooh dengan (bilangan) ini suatu perumpamaan?" Demikianlah Allooh membiarkan sesat siapa yang dikehendaki dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang dikehendaki. Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri. Dan Saqar itu tidak lain adalah peringatan bagi manusia.' (Quran Surat Al-Muddatstsiir: 31)
'Sesungguhnya (Saqar itu) adalah salah satu (bencana yang) sangat besar sebagai peringatan bagi manusia.' (Quran Surat Al-Muddatstsiir: 35-36)
Yaa اَللّهُ, terimalah amal-amal kami. Ampunilah dosa-dosa kami. Bahagiakan dan muliakan kami di dunia dan di akhirat dengan rohmat-Mu. Jadikan kami pewaris surga-Mu yang penuh kenikmatan dan jauhkanlah kami dari api neraka-Mu yang membinasakan. Aamiin
Maree maree . .
Yayah
Depok, 29 Januari 2011/23 Shofaar 1432H
Bismillaah . .
Allooh Maha Adil menciptakan surga dan neraka dengan tujuan yang benar. Salah satu neraka ciptaanNya adalah Saqar.
SYARAT-SYARAT UTAMA MASUK SAQAR:
1) '(Dosa) apakah yang mengakibatkan kalian masuk ke dalam (neraka) Saqar?' Mereka menjawab: 'Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan sholat.' (Quran Surat Al-Muddatstsir: 42-43)
2) 'dan kami juga tidak memberi makan orang miskin,' (Quran Surat Al-Muddatstsiir: 44)
3) 'Bahkan kami biasa berbincang (untuk tujuan yang bathil/tidak benar), bersama orang-orang yang membicarakannya,' (Quran Surat Al-Muddatststsiir: 45)
4) 'Dan kami mendustakan hari pembalasan, sampai datang kepada kami kematian.' (Quran Surat Al-Muddatstsiir: 46-47)
6) Orang-orang yang tidak mengimani Al-Quran/berpaling dari Al-Quran dan menganggap Al-Quran adalah buatan manusia.
'Lalu dia (orang yang tidak beriman) berkata: "Al-Quran ini hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu), ini hanyalah perkataan manusia." Kelak Aku (Allooh) akan masukkan mereka ke dalam neraka Saqar."' (Quran Surat Al-Muddatstsiir: 24-26)
DEFINISI SAQAR
'Dan tahukah kamu neraka Saqar itu? Dia tidak meninggalkan dan tidak pula membiarkan, yang menghanguskan kulit manusia.' (Quran Surat Al-Muddatstsiir: 27-29)
'Di atasnya ada sembilan belas malaikat penjaga.' (Quran Surat Al-Muddatstsiir: 27-29)
'Dan yang Kami jadikan penjaga neraka itu hanya dari malaikat.' (Quran Surat Al-Muddatstsiir: 30)
'Dan Kami menentukan bilangan mereka itu hanya sebagai cobaan bagi orang-orang kafir, agar orang-orang yang diberi kitab bertambah yakin, agar orang yang beriman bertambah imannya, agar orang-orang yang diberi kitab dan orang-orang mukmin tidak ragu-ragu, dan agar orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (berkata): "Apakah yang dikehendaki Allooh dengan (bilangan) ini suatu perumpamaan?" Demikianlah Allooh membiarkan sesat siapa yang dikehendaki dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang dikehendaki. Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri. Dan Saqar itu tidak lain adalah peringatan bagi manusia.' (Quran Surat Al-Muddatstsiir: 31)
'Sesungguhnya (Saqar itu) adalah salah satu (bencana yang) sangat besar sebagai peringatan bagi manusia.' (Quran Surat Al-Muddatstsiir: 35-36)
Yaa اَللّهُ, terimalah amal-amal kami. Ampunilah dosa-dosa kami. Bahagiakan dan muliakan kami di dunia dan di akhirat dengan rohmat-Mu. Jadikan kami pewaris surga-Mu yang penuh kenikmatan dan jauhkanlah kami dari api neraka-Mu yang membinasakan. Aamiin
Maree maree . .
Yayah
Depok, 29 Januari 2011/23 Shofaar 1432H
Untuk Indonesia yang lebih baik
Langganan:
Postingan (Atom)