Halaman

Rabu, 04 April 2012

Berpuisi juga Ibadah

Berpuisi juga Ibadah

Bismillaahirrohmaanirrohiim . .

Niat adalah 'krenteg ing ati'. Niat adalah keinginan kuat dalam hati yang mendasari dilakukannya amalan atau tindakan oleh seseorang.

Fokus note kali ini adalah mengupas maksud hadits pertama dalam Kitab Kumpulan Hadits 'Al-Arbain An-Nawawiyah' sebagai berikut:

'Dari amirul mukminin Abu Hafshoh Umar bin Khoththob RA berkata, 'Saya mendengar Rosululloh SAW bersabda: "Sesungguhnya amal itu (sangat) tergantung pada niat dan sesungguhnya bagi seseorang (pahalanya itu) tergantung pada niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya (hanya) karena Alloh dan Rosul-Nya, maka hijrahnya untuk Alloh dan Rosul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya hanya untuk memperoleh dunia semata atau wanita yang akan dinikahinya, maka ia akan mendapatkan (apa yang ditujunya). (Hadits Riwayat Bukhori dan Muslim).

Dalam kitab 40 Hadits Nabi susunan Imam Nawawi di atas, hadits tentang niat ada pada urutan pertama. Hadits ini oleh para ulama berada pada tingkatan 'di atas shohih'. Perlu kiranya kita ketahui bahwa tingkatan tertinggi sebuah hadits adalah 'shohih' namun khusus hadits tentang niat ini dinamakan 'di atas shohih'.

Maksud dari hadits di atas adalah, siapa yang MENIATKAN hijrahnya untuk mengikuti Alloh dan Rosul-Nya, maka dia mendapat PAHALA. Tetapi jika hijrahnya itu karena ALASAN WANITA yang dinikahinya, dia akan MENDAPATKAN WANITA yang akan dinikahinya, tetapi tidak mendapatkan pahala. Berhijrah untuk wanita yang dinikahinya itu bukan dosa, tetapi mubah yang berarti boleh-boleh saja, tetapi tidak ada nilai ibadah.

Apakah mandi, main tembak-tembakan, berpuisi, dan bekerja bisa bernilai ibadah? Apakah aktivitas-aktivitas lain bisa bernilai ibadah?

Alloh berfirman dalam kitab Al-Quran: 'Tidaklah Aku (Alloh) ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.' (Quran Surat Adz-Dzaariyat: 56)

Bagaimana hubungannya hadits di atas dengan firman Alloh tersebut dalam konteks aktivitas kita keseharian? Bagaimana supaya aktivitas kita sehari 24 jam senantiasa bernilai ibadah? Jawabnya adalah semua aktivitas 24 jam harus diniatkan.

Misalnya:
-Berpuisi: aku niat berpuisi karena Allooh. Berpuisi juga bisa bernilai ibadah, jika misalnya dimaksudkan untuk menyampaikan kebaikan, mengajak pada kebaikan, bersilaturohmi dengan orang-orang, memperjuangkan nilai-nilai kebenaran, dan lainnya yang tidak dilarang Allooh. Asyik kan?

-Mandi: aku niat mandi untuk membersihkan badan supaya bersih dan bisa khusyu' sholat. Atau bismillaah, aku niat mandi supaya badanku bersih, supaya bisa bersilaturohmi dengan teman-teman tanpa ada gangguan polusi udara. Atau bisa diniatkan lain sesuai dengan kebutuhan dan keadaan masing-masing.

-Main tembak-tembakan bersama teman-teman: bismillaah, aku berniat main tembak-tembakan bersama teman-teman untuk bersilaturohmi, supaya merasa senang sebagai rasa syukur atas waktu luang yang kami miliki. Atau, bismillaah, aku mau main tembak-tembakan bersama teman-teman supaya badanku sehat supaya aku bisa beribadah dengan baik, mencari rejeki dengan ikhlas tanpa gangguan sakit dan gangguan kesehatan lainnya. Atau bisa diniatkan sesuai dengan keperluan dan keadaan masing-masing

-Bekerja. Banyak orang yang sangat bersungguh-sungguh dalam bekerja, tepat waktu, produktif, dan bersemangat. Hal itu bisa bernilai ibadah jika diniatkan ibadah dan hanya bersifat mubah tanpa mendapat pahala jika tidak disertai niat karena Alloh. Niatnya misalnya: bismillaah, aku bekerja mencari nafkah supaya aku bisa mendapat uang yang akan mendukungku beribadah membayar zakat, sholat, memberi makan orang miskin dan anak yatim. Atau bismillaah aku bekerja untuk menolong anak-anak jalanan sebagai hamba-hamba Tuhan yang berhak mendapat kehidupan layak. Atau, bismillaah, aku bekerja untuk mencari uang untuk menyekolahkan anak-anak supaya bisa paham tentang agama dan untuk bekal ibadah-ibadah lainnya. Dan sebagainya.

Apakah kegiatan-kegiatan lain bisa bernilai ibadah? Jawabnya: SANGAT AMAT BISA SEKALI. Bisa bisa bisa . .

Perlu saya tambahkan di sini bahwa oleh Pak Ustadz Ackmanz disebutkan bahwa 'niat karena/untuk Alloh' pada semua aktivitas akan membimbing seseorang kepada yang baik-baik, sedikit demi sedikit. Orang yang mandinya diniatkan untuk ibadah kepada Alloh, akan menyadarkan orang tersebut untuk menggunakan air dengan baik, menggunakan sabun, shampoo dan semuanya secara baik. Demikian juga niat-niat pada aktivitas lainnya.

Jadi? Betul betul betul . .

Semangat hari Kamis, Temans. Semoga Kamismu menyenangkan . . ^_^

'Perumpamaan orang yang menuntut ilmu tapi tak menyampaikannya.(mengajarkannya pada orang lain) adalah seperti orang yang mengumpulkan harta tetapi tak menginfaqkannya.' (Hadits Riwayat Thobroni dalam al-Awsath)

'Siapa menunjukkan pada kebaikan, maka ia juga mendapat pahala orang yang melakukan kebaikan tersebut.' (Hadits Riwayat Muslim).

(Berbagi oleh-oleh kajian Minggu pagi Meruya tanggal 3 Oktober 2010 bersama Pak Ustadz Ackmanz dengan redaksional dan contoh kasus dikembangkan oleh penulis. Jika ada kebenaran itu datangnya dari Alloh dan jika ada kesalahan itu karena kekurangan penulis)

Yayah,
Depok, 5 April 2012
Untuk Indonesia yang lebih baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar