Halaman

Minggu, 01 April 2012

SENJA DI BERANDA MUSI




Lembayung elok itu menelikung,
menjeratku dari angan  kepada malam yang hitam
menelan nyaliku menari bersama alam,
buyar lusuh paras keemasan.


Kupandangi kemilau fana itu
Lembut mencekam
Indah merayu melankolis menakutkan
Dibisikkannya kekejaman malam,
dibangunkannya bulu ketakutan,
disematkannya ngeri malam
di sudut-sudut sukma yang perawan.


Lembayung bukanlah malam intrik kejahatan
Sebagaimana senja bukan kegelapan
Sebagaimana beranda bukan ruang makan
Andaikan siang tiada batas
Andaikan malam tiada was-was
Kan kuhamburkan nafasku di antara usia yang terus mengejar ketertinggalan malam


Aku padamu senja!
Jika sampai usiaku, kan kubayar kegelisahan rasa yang menyudutkan malam!






Maree maree . .

Catatan: puisi di atas dimuat di Repunlike Online tanggal 1 April 2012 dengan judul yang sama.

Yayah
Depok, 1 April 2012
Untuk Indonesia yang lebih baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar