Halaman

Sabtu, 06 Juli 2013

SESUNGGUHNYA JIKA ENGKAU MENINGGALKAN AHLI WARISMU DALAM KEADAAN KAYA ITU LEBIH BAIK


SESUNGGUHNYA JIKA ENGKAU MENINGGALKAN AHLI WARISMU DALAM KEADAAN KAYA ITU LEBIH BAIK 

Bismillaah . . 

Suatu hari aku membuat update status facebook dengan mengutip hadits yang akan saya sampaikan di bawah ini sebagai berikut: “Sesungguhnya jika engkau meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya, itu lebih baik daripada kau meninggalkan mereka dalam keadaan miskin dan meminta-minta kepada orang lain.” Seketika seorang teman lama dari SMA yang punya 6 anak memberi komentar: “Anak adalah amanah.” Saya tidak tahu apakah dia merasa berat menanggung beban itu. Tetapi memang pada suatu reuni saya pernah protes, sambil pukul punggungnya yang kurus itu pelan, sekedar tanda akrab karena pernah sekelas: “Hayo KB. Kasihan istrimu disuruh hamil-beranak terus.” Jawab beliau: “Iya. Aku juga udah berusaha, tapi jadi terus.” Aku memang tukang protes pada halaqah yang seolah ‘mewajibkan’ anggota-anggotanya untuk beranak banyak, yang saya tidak tahu apakah mereka menawarkan solusi untuk memiliki anak banyak dengan mudah dan sukses. 

Tapi yang namanya tukang protes dan orang luar, saya sih tidak tahu banyak apakah mereka yang seperti itu bahagia dengan pilihan itu atau terpaksa dan sebagainya.
Walaupun saya ini tukang protes, tapi saya ini baik kok. Jangan bilang-bilang ya!

Saya senang memberi motivasi positif kepada orang, antara lain supaya berfikir positif tentang perlunya kaya untuk memudahkan ibadah. Dan yang sudah ditakdirkan tidak kaya juga tetap bisa beribadah, asalkan tidak berpendapat bahwa kaya itu tidak penting. Kita harus mengubah paradigma masyarakat kebanyakan yang berfikir bahwa kaya itu susah masuk surga dan sebagainya. Kaya, jika digunakan secara benar, akan mengantarkan kita ke surga. Saya serahkan kepada Allah, semoga hidupku bermanfaat.

Nah, kali ini saya akan berbagi tentang hadits, yang menekankan pentingnya niat, niat bersedekah karena Allah, dan tentang berapa sebaiknya besarnya shadaqah dikeluarkan. Hadits ini bercerita tentang shahabat Nabi SAW yang kaya raya yang ingin menyedekahkan semua hartanya tetapi oleh Rasulullah disarankan untuk memberi peninggalan harta kepada anak dan keluarganya. Hadits ini menjadi rujukan besarnya sedekah yang musti dikeluarkan, yaitu 1/3, untuk mendapat tiket surga. Silakan pula cek Alquran Surat Al-Furqan: 67:

'Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar.’
Alquran Surat Al-Furqan 75-76: ‘Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka, dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam. Mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman.’

Lebih lengkapnya sila baca AlQuran Surat Al-Furqan ayat 63-76 ke sini, nanti kalau dah jago bikin link aku perbaiki deh: http://ladyscornersuriyahyayahmanisz.blogspot.com/2012/04/orang-orang-yang-dijanjikan-surga-yang.html). Rasanya pengin aku masuk surga juga. 

Kita lanjut belajar haditsnya dulu ya: 

"Dari Abu Ishak, yakni Sa'ad bin Abu Waqqash, Malik bin Uhaib bin Abdul Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Luai al-Quraisy az-Zuhri r.a, yaitu salah satu dari sepuluh orang yang diberi kesaksian akan masuk surga, dia berkata: "Rasulullah SAW datang menjenguk pada Haji Wada' karena sakit yang menimpaku semakin parah, lalu aku berkata: 
"Yaa Rasulullah, sesungguhnya sakitku ini telah mencapai kondisi yang Engkau lihat, sedangkan aku seorang yang berharta dan tiada yang mewarisi hartaku selain seorang putri. Apakah dibenarkan jika aku bershadaqah dengan dua pertiga hartaku?" 

Beliau SAW menjawab, "Tidak."

Lalu aku bertanya lagi, "Separoh hartaku, yaa Rasulullah?"

Beliau bersabda: "Tidak."

Aku bertanya lagi: "Sepertiga, bagaimana, yaa Rasulullah?"

Beliau lalu bersabda: "Ya, sepertiga (boleh) dan itu sudah banyak. Sesungguhnya jika engkau meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya, itu lebih baik daripada kau meninggalkan mereka dalam keadaan miskin dan meminta-minta kepada orang lain. Sesungguhnya tiada nafkah yang kau berikan dengan niat mendapatkan keridlaan Allooh melainkan kau pasti akan diberi pahalanya sekalipun sesuatu yang kau berikan untuk makan istrimu."

Abu Ishak meneruskan uraiannya: "Aku berkata lagi: "Apakah aku ditinggalkan - di Makkah - setelah sahabat-sahabatku itu pulang?"

Beliau menjawab: "Kau tidak akan ditinggalkan. Jika kau melakukan amalan dengan niat mencari Wajah Allah, akan bertambah derajat dan keluhuranmu. Barangkali kau ditinggalkan sekalipun nantinya akan ada beberapa kaum yang dapat memperoleh manfaat dari hartamu itu dan akan ada kaum lain (kaum kafir) yang merugi/mendapat bahaya dengan sebab kau masih hidup - (menurut riwayat Abu Ishak: ia hidup sampai dibebaskannya Irak dan lain-lainnya, lalu diangkat sebagai gubernur dan menjalankan keadilan-pentj)

Yaa Allah, sempurnakanlah pahala untuk sahabat-sahabatku dalam hijrah mereka. Janganlah Engkau palingkan mereka ke belakang (murtad). Tetapi, kasihan Sa'd bin Khaulah." Rasulullah SAW merasa sangat kasihan kepadanya, sebab ia meninggal di Makkah." (Hadits Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
Sumber: Terjemahan kitab Riyadhus Shalihin, Pustaka As-Sunnah Cetakan ke-2 Desember 2010 halaman 38-39) 

Tambahan: Sepuluh orang shahabat yang masuk surga tanpa hisab sebagaimana disebut di awal hadits di atas adalah sebagai berikut:

Sepuluh sahabat Rasulullah yang dijamin Rasulullah masuk surga: “Abu Bakar di surga, ‘Umar di surga, ‘Utsman di surga, ‘Ali di surga, Thalhah di surga, Az Zubair di surga, Sa’d di surga, Sa’id di surga, Abdurrahman bin ‘Auf di surga, Abu Ubaidah bin Al Jarrah di surga.” (Hadits Riwayat Tirmidzi)

Allahumma shalli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad.

Maree maree . . Yang mau share langsung saja, tak perlu minta izin. Semoga bermanfaat. Aamiin . .

Yayah
Depok, 7 Juli 2013/28 Sya'ban 1433H 
Untuk Indonesia yang lebih baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar