Halaman

Kamis, 02 Agustus 2012

Imsak, Peristiwa Thaif/Thoif, dan Tebu Ireng

Imsak, Peristiwa Thaif/Thoif, dan Tebu Ireng



Puasa Romadlon/Ramadhan merupakan salah satu pilar Islam. Hukumnya wajib. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183).

Puasa dimulai ketika terbit fajar dengan ditandai adzan shubuh, bersandar pada Al-Quran berikut: “Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.” (QS. Al-Baqarah: 187)

Nha, tetapi ada Imsak. Bagaimana itu?

Perihal penetapan  imsak oleh para ulama, maree kita ulas beberapa peristiwa berikut. Ulama adalah orang yang berilmu agama Islam yang mumpuni. Dia bertanggungjawab memberi jawaban atas kebutuhan umat. Dalam ketetapan-ketetapannnya, ulama bersandar pada Al-Quran dan Hadits.

Ketika membangun Pesantren Tebu Ireng, KH Hasyim Asyhari tidak mengusir orang-orang yang berjudi di sekitarnya. Dibiarkannya orang-orang itu berjudi tanpa gangguan dari para orang-orang yang sudah paham agama Islam kala itu. Dasar hukumnya: peristiwa pelemparan batu kepada Muhamamd SAW oleh orang-orang kafir Thaif/Thoif, hingga Muhhamad  berdarah-darah di pelipis dan gigi beliau juga patah. Pada peristiwa Thoif itu Muhammad tidak marah, tetapi mendoakan semoga mereka atau anak cucu mereka nanti masuk Islam. Karena penderitaan Muhammad yang begitu dhasyat, Jibril bersedia melemparkan sebuah gunung di Thoif ke orang2 kafir itu, jika diminta Muhammad. Tetapi Muhammad tidak setuju usulan Jibril itu. Muhammad malah berkata: ‘Mereka tidak/belum tahu.”

Kembali ke peristiwa Tebu Ireng, orang-orang itu berjudi karena mereka belum tahu ajaran Islam yang baik yang melarang judi. Baru setelah Pesantren Tebu Ireng berdiri, syiar Islam berjalan, puluhan ribu masyarakat belajar Islam dan mengerti Islam.

Dalam kaitan penentuan imsakpun demikian, bahwa ulama membuat kesepakatan untuk kebaikan umat. Puasa adalah ibadah yang luar biasa penting. Saking pentingnya, bahkan tak tergantikan kapanpun apapun jika kita meninggalkannya tanpa alasan yang dibenarkan agama. Maka untuk menghindari batal puasa gara-gara makan sahur tak terkontrol, ditetapkanlah imsak. Dan itu sunnah, bukan wajib. Masyarakat kita masih awam. Banyak yang belum mau belajar agama Islam, dan sedikit-sedikit menyalahkan, siapa saja yang dianggapnya tidak sesuai dengan yang “didengar”, bukan yang dibaca dari Quran dan Hadits. Dalam hal imsak, ketetapan ulama kita relevan.

Dasar hukum Imsak adalah kebiasaan Muhammad SAW berhenti sahur 10 menit-an sebelum shubuh untuk baca 50-an ayat Quran. Jadi, tidak ada alasan bagi kita menghujat ulama karena penetapan Imsak. Ikuti sunnah nabi saja. Semakin pintar, semakin tidak asal "njeplak" dan menghujat. Hupppsss . . . apa itu "njeplak"? Hahaha . . .

Baiklah! 


Islam itu lembut. Tidak ada paksaan untuk masuk Islam. Banyak orang masuk Islam karena keindahan Islam

Selamat berpuasa. Semoga Allooh menerima ibadah-ibadah wajib dan ibadah sunnah kita, aamiin


Maree maree . .

Yayah
Depok, 3 Agustus 2012
Untuk Indonesia yang lebih baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar