Halaman

Sabtu, 10 Maret 2012

SEDIKIT TENTANG RANO KARNO DAN NARKOBA ANAKNYA

SEDIKIT TENTANG RANO KARNO DAN NARKOBA ANAKNYA

Siapa saja bisa menjadi orang baik, dan siapa saja bisa menjadi orang tidak baik! Usaha yuk yak yuk! (yayah manisz)
“Wahai para manusia! Amalkanlah secara  terus-menerus amalan yang kalian kuasa untuk menjalankannya, karena Allooh tidak akan pernah merasa bosan, walaupun kalian telah dihinggapi rasa bosan untuk beribadah. Dan sesungguhnya amalan yang paling Allooh cintai ialah amalan yang diamalkan dengan kontinyu walaupun hanya sedikit." (Muhammad SAW, Hadits Riwayat Muttafaqun 'alaih (Bukhori dan Muslim))

Agak gimana gitu ketika mendengar, menyaksikan, membaca komentar seseorang tentang kasus penangkapan anak angkat Rano Karno karena urusan narkoba. Yang merasa sholeh menulis: “Bagaimana bisa mengatur rakyat kalau mengurus keluarga sendiri saja tidak bisa?” Yang merasa paling baik berhasil mendidik keluarganya bilang: “Lihat noh Wabup Tangerang, anaknya ngobat.” Yang merasa dirinya makhluk ciptaan Tuhan yang lebih baik atau bahkan paling baik “penampakannya” dari yang lain mengatakan: “Kamu kan Cuma anak angkat, Raka. Bapak elu kan bukan Rano Karno.  Trus, bokap elu kan artis, ganteng, kok elu gak jadi artis? Kok elu jelek? Bapak elu bupati, kok elu gak jadi bupati? Yang merasakan kekuasaan Tuhan, dan bahwa baik-buruk seseorang itu bukan semata-mata karena sebab orang lain, berkata: “Itu mungkin cobaan. Aku yakin Rano Karno juga punya harapan bahwa anaknya, istrinya semua baik-baik saja.” Dan berbagai komentar lainnya dari makhlauk Tuhan yang bernama manusia.
Nabi Ibrohim itu sholeh, lurus, tidak menduakan Tuhan, tidak menyembah patung. Bokapnya? Bikin, nyembah, dan jualan patung. Ibrohim disuruh jualan patung? Iya, tapi dia pakai perjalanan jualannya itu untuk menjelaskan ke orang-orang bahwa patung yang mereka sembah itu cuma benda mati, gak bisa ngapa-ngapain. Bahkan dibenemin ke sungai aja itu patung kagak bisa apa-apa. Bapak dan anak bisa beda kan?
Nabi Luth orang yang sholeh, taat, dan lurus. Ketika masyarakat di kotanya pada mempraktekkan homoseksual dan lesbian, Tuhan menyarankan pindah dari Kota Sodom, kota tempat beliau tinggal. Pada proses evakuasi itu dia tidak boleh menyertakan istrinya karena istrinya juga termasuk pelaku praktek lesbian. Suami dan isteri bisa beda kan?
Nabi Ya’qub punya beberapa 12 anak dari empat istri yang dinikahinya. Dua di antaranya, Bunyamin dan Yusuf, adalah anak yang baik hati, tidak sombonng, suka menabung, penyayang orang tua, dan sayang teman. Sepuluh anak di antaranya  berperangai jahat, dan bahkan ingin melenyapkan Yusuf. Jadi, Nabi Ya’qub yang baik hati, sholeh, dan lurus itu bisa beda dengan anak-anaknya, kan?
Kayaknya gini kali yah:
Allooh berfirman dalam Kitab-Nya Alqurqn, untuk ditaati manusia kalau itu perintah baik, dan untuk dijauhi kalau itu larangan:
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, karena boleh jadi mereka yang diperolok-olokkan lebih baik dari mereka yang mengolok-olok.” (Quran Surat Al-Hujuroot: 11)
Dalam hal urusan mengajak orang lain kepada kebaikan, tugas manusia hanyalah menyampaikan> manusia tidak punya wewenang membuat seseorang menjadi sholeh, baik atau beriman. Yang punya otoritas membuat seseorang baik, sholeh, dan beriman itu Allooh saja.
“Maka jika mereka berpaling, maka ketahuilah, bahwa kewajiban yang dibebankan kepadamu hanyalah menyampaikan amanat Allooh dengan terang.” (Quran Surat An-Nahl: 82)
”Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allooh ialah orang yang paling bertakwa.” (Quran Surat Al-Hujurot: 13)
”Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa." (Quran Surat Thooha’ (20): 132) Laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya,  pejabat, rakyat, berpangkat, melarat, dan siapa saja, asalkan bertakwa, dia mulia. Yang paling bertakwa, dia paling mulia.
“Dan barangsiapa berbuat dosa, maka sesungguhnya dia mengerjakannya untuk (kesulitan) dirinya sendiri.” (Quran Surat An-Nisaa’: 111)
“Dan siapa berbuat kesalahan atau dosa, kemudian dia tuduhkan kepada orang yang tidak bersalah, maka sungguh dia telah memikul suatu kebohongan dan dosa yang nyata.” (Quran Surat An-Nisaa: 112)

Nasihat-nasihat ini baik, pertama-tama aku tujukan untuk diriku sendiri. Kalau ada yang melihat nasihat ini baik, sebenarnya kebaikan itu datang dari Allooh. Aku hanya menyampaikan sedikit yang aku tahu, dan semoga dimudahkan untuk memperbaiki kesalahan yang lalu, dan menjadi lebih baik di masa depan.
Maree maree . . .

Yayah
Depok, 11 Maret 2012
Untuk Indonesia yang lebih baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar