Halaman

Kamis, 23 Februari 2012

Alergi itu Baik pula Bermanfaat Bagiku


Kemaren-kemaren lalu aku gemes membaca sejumlah artikel tentang alergi. Di sana dibilang bahwa alergi rata-rata dialami orang kaya. Bisa karena terlalu bersih, misalnya. Dengan tidak bermaksud melanggar fakta dan hukum alam yang berlaku di adlamnya, aku coba buktikan bahwa aku bukanlah orang yang terlalu bersih. Untuk itu, aku tadahkan jari-jari tanganku ke adlam gelas yang sedang diisi kucuran air dispenser, setelah jari jemari itu aku pakai memeras jeruk nipis. Dan . . aku minum itu air. Thus, aku yang alergi berbagai-bagai jenis alergi ini enggak bersih-bersih amat toh? Hehehe, kalau mau muntah silakan, maree kemaree biar aku tadahi . . . *_*

Ini lho daftar alergiku:

1. Waktu masih tinggal sama Emak dan Bapakku, aku terhitung alergi debu.

Kalau kena debu-debu yang sudah menempel lama di dinding atau tempat tidur atau tempat-tempat tertentu di dalam rumah, lalu nempel di tanganku, maka dalam sekejap kulit tanganku langsung memerah dan panas dan gatal. Ampuuuunnnn . . . pediiiiihhhh . . . fiuuuuhhhhhh

Sekarang sih enggak lagi. Alhamdulillaah, sesuatu banget.

2. Aku alergi besi atau logam tertentu. Tapi ini juga masih terus aku amati sendiri apa sebenarnya yang menjadi pemicu alergiku.

Sepertinya ini terjadi sejak aku SMP, tapi enggak ngerti-ngerti banget. Aku ingat waktu SMP, ketika main sepeda pagi-pagi, telapan tanganku langsung terasa gatel kemriyek. Setelah aku selesai kuliah, suatu ketika aku mencoba gelang-gelang India bareng temanku. Ada juga perempuan-perempuan lain yang melakukan hal yang sama. Mereka tampak asyik saja mencoba gelang ini, itu, dan berbagai asesoris lainnya. Tapi aku? Baru mencoba beberapa menit sudah terasa pusing, dan gak tahan gatelnya. Aku masih belum sadar waktu itu kalau itu tanda-tanda alergi. Sampai 2 jam-an panas adn gatel di tanganku masih terasa. Memerah kulitnya.

Sehari kemudian aku memegang sepatu yang berhiaskan logam-logam di bagian ujungnya. Dan auwwww, ujung-ujung jariku lagsung memerah, panas, gatel seperti yang terjadi hari-hari sebelumnya. Aku sadar sejak saat itu bahwa sesungguhnya aku alergi logam kualitas jelek. Mengapa bahwa yang mana daripada aku berkesimpulan demikian? Soalnya, itu aku rasakan ketika aku mencuba gelang-gelang India yang begitu, dan hal yang sama tidak terjadi ketika aku memegang logam pada tas-tas yang manis. Seperti aku, hehehe . . .

Kesimpulannya: aku alergi logam tertentu. Kesimpulan sementara: logam tertentu itua dalah logam kualitas tidak baik. Kalee boleh kan?

3. Aku alergi makanan laut yang tidak bersih memasaknya.

Waktu masih kuliah di rumah kos pertama, hampir tiap minggu sekali aku makan nasi Padang dengan lauk ikan tongkol asam padeh. Hal itu berlangsung beberapa lama. Ketika aku pindah tempat tinggal, aku absen makan dengan menu di atas. Ketika suatu hari aku menemukan kembali warung makan Padang yang cocok, aku kembali menjalani hari-hariku dengan tongkol asam padeh yang mak nyus itu. Dan, olala bibeh. telapak kakiku yang lama bersih halus tanpa pernah lagi berdarah-darah, seketika terasa gatal dan panas dan rasanya ingin aku garuk sekeras yang aku bisa. Aku sadar, bahwa bertahun-tahun aku menderita gatal di telapak kaki sampai mesti aku garuk, pernah sampai berdarah itu, karena alergi ikan tongkol. OMG.

Sejak saat itu, aku sanagt hati-hati memilih menu makanan. 'Ini apa? Itu apa?' Itu jurus andalanku sebelum memesan atau mencicipi makanan. Bertahun-tahun pula aku tidak pernah mau makan pempek, seenak apapun itu, akrena alsan alergi. Aku kan mencoba hidup tanpa obat-obat kimia. Jadi, aku lebih memilih menghindari makanan pemicu alergi daripada harus menelan tablet anti alergi.

Dulu sih begitu :D

4. Nambah lagi nih daftar alerginya: alergi segala makanan yang tidak segar, seperti ayam goreng tadi sore, tempe goreng tadi sore, telur goreng tadi sore, ikan laut tadi sore, coklat tadi sore.

Penggunaan istilah tadi sore mengacu pada keadaan 'yang sudah tidk segar lagi atau sudah dalam keadaan tidak segar ketika diolah'. Kadang ada makanan sisa tadi sore, atau tadi pagi, dan lalu cap cip cup aku embat saja. Dan akdanag aku ambil coklat dari pendingin, aku taruh meja, lalu aku makan. Ada juga yang aku biarkan beberapa saat di meja dan baru aku makan lagi beberapa lama kemudian.

Kalau persyaratan-persyaratan di atas terpenuhi, jadilah aku terserang alergi lagi. gatal, panas, perih di kulit tangan, atau pangkal lengan, atau punggung atau tempat-tempat yang tidak strategis lainnya.

Berrrrrr . . .

5. Ada lagi nih: alergi udara kencang. Setiap aku menghirup udara bertekanan besar, aku akan langsung batuk-batuk kayak orang susah. Padahal emang iya, hahaha

Batuknya kagak berhenti sampai suatu ketika aku sadar hal itu diakrenakan udara dingin dan bertekanan besar, AC misalnya. Itu aku sadari ketika tanpa sengaja aku memakai masker, waktu tersiar wabah SARS dan kawan-kawan. Syukurlah, aku enggak kayak orang susah lagi ketika ada angin kencang dan dingin, hehehe . . .

Karena alergi-alergi makanan itu, aku jadi hati-hati milih makanan. Dan itu membantu aku untuk tidak tumbuh ke samping. Lama-lama, gak enak juga diajak teman makan ini itu ono, gak bisa. Akhirnya aku selalu sedia pil anti-alergi kemanapun aku eprgi. Alhasil, badan gampang melar mekar seperti pendekar dari tanah lontar.

Aku mau coba cara dulu lagi deh! Enggak ngandelin CTM atau incidal dan teman-temannya lagi. Siapa tahu itu memudahkanku untuk tumbuh ke atas lagi. (Eh, emangnya siapa yang tahu? hehehe)

Last but not least, sesungguhnyalah aku enggak bersih-bersiah amat. Misalnya kalau lagi ngupas mangga, setiap kali selesai memotong satu mangga, pisau langsung aku cuci bersih, aku keringkan, baru potong mangga berikutnya. Soalnya aku gak terlalu nyaman kalau ada yang netes netes dari pisau, tes tes tes. Rasanya gimanaaaaa gitu? Wajar khan? Juga kalau makan nasi, jangan sampai ketemu ama kulit padinya. Kalau makan samel, jangan sampai ngegigit bijinya. Kalau ada yang begitu, pasti langsung aku singkirkan. Tapi . . . sering diledekin orang-orang sih.

Jadi, sebenarnya, alergi-alergi itu ada baiknya juga bagiku. Ya toh? Toooohhh . . .

Ya sutralah. Lain ladang lain belalng, lain orang lain alerginya. Aku pengin juga sih jadi orang kaya baik hati tidak sombong suka menabung suka menolong teman dimudahkan dalam beribadah dan dimudahkan dalam segala urusan, bahagia dunia akhirat, aamiin.

Jaga makanan dan berpola hidup yang baik. Maree maree . .


Yayah
Jakarta, 23 Februari 2012
Untuk Indonesia yang lebih baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar