Halaman

Kamis, 23 Februari 2012

Semua Terjadi karena suatu Alasan

Semua Terjadi karena suatu Alasan


Tidak ada peristiwa di dunia ini yang terjadi tanpa alasan, tanpa sebab. Tidak ada satu peristiwapun yang terjadi secara kebetulan. Semua

Kalau Anas Urbaningrum masuk Partai Demokrat, dan kemudian mengetuainya, itu karena suatu alasan. Sebelum ke Partai Demokrat, Anas Urbaningrum adalah ketua ormas kemahasiswaan, HMI, yang bermasa besar. Setelah berhasil meraih predikat anggota KPU termuda dengan prestasi kerja gemilang yang menyenangkan hati orang-orang partai tertentu, direkrutlah dia menjadi anggota partai tertentu tersebut.

Indra Jaya Piliang masuk ke Partai Golkar bukanlah suatu kebetulan. Semasa kuliah, pemikiran-pemikirannya besar. Tetapi arus gerakan moral yang berkembang pesat di kampus saat itu tidak mendukungnya, yaitu anak-anak tarbiyah yang menjadi pijakan akar rumput Partai Keadilan Sejahtera, sehingga ketika dia mencalonkan menjadi ketua Senat Mahasiswa Universitas Indonesia, dia terkalahkan oleh Komarudin yang didukung oleh gerakan tarbiyah. Yang lebih menyakitkan lagi, dia bahkan kalah di kandang fakultas sendiri, Fakultas Sastra. Pemikiran-pemikiran besarnya sering mewarnai media-media nasional. Dia punya potensi besar untuk berkarir di dunia politik. Berlatar belakang non-tarbiyah, CSIS, rasanya kurang tepat baginya masuk ke PKS. Ketika PAN tempat dia bernaung mengalami kegalauan mengarah kepada eksklusifisme, dia keluar. Naungan yang cocok baginya, yang pluralis adalah Partai Berdaun Rindang itu. Kehadiran dia di Golkar, memberikan efek tersendiri bagi partai tersebut: yang dulunya hampir selalu dianggap buruk, harus dikritik, berubah menjadi 'itu partainya temen gue' yang berpikiran cemerlang, anti-orba, dan segudang label personal dia lainnya.

Tapi, ngomong-ngomong, penyerangan yang terjadi di RSPAD Gatot Subroto tempo hari itu, yang masih menyisakan misteri perempuan 'Kill Bill', yang memeninggalkan sejumlah korban, yang meninggalkan sejumlah nama tertangkap, kebetulan apa enggak ya?

Kebetulan, enggak kebetulan, kebetulan, enggak kebetulan, kebetulan, enggak kebetulan . . .

Semoga segalanya menjadi lebih baik. Masyarakat semakin melek kebenaran dan tidak mudah terseret isu-isu yang tidak penting bagi kebenaran itu sendiri.

Maree maree, semangat . .


Yayah
Depok, 24 Februari 2012
Untuk Indonesia yang lebih baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar