Halaman

Sabtu, 25 Februari 2012

Pasar Kebayoran Lama, Tak Kulihat Gerai Si Ujang Langganan PMiranda Goeltom di Sana

Pasar Kebayoran Lama, Tak Kulihat Gerai Si Ujang Langganan P
Miranda Goeltom di Sana


Pagi ini aku diberi waktu oleh Tuhan untuk melihat-lihat ke dalam Pasar Kebayoran. Pasar Kebayoran Lama tepatnya. Terngiang di telingaku beberapa waktu lalu berita menghebohkan tentang laporan perkosaan mahasiswi keperawatan, yang konon tubuh si korban dibuang di pinggiran rel sekitar Pasar Kebayoran. Tapi terus terang, maaf, pagi ini aku tidak melihat adanya tanda-tanda adanya perkosaan itu. Pula, aku tidak melihat ada tubuh perempuan muda usia kuliah yang tergeletak di pinggiran rel kereta di sana.

Syahdan, memasuki area pasar yang tersembunyi di balik rel, di dalam kurungan bangunan-bangunan mungil bertuan, aku saksikan berbagai macam dagangan setaraf kaki lima dan yang setingkat dengannya. Toko-toko baju tampak mendominasi jualan di sejauh mata memandang dari dekat rel sampai jalan Raya depan. Pertama di sebelah kiri terlihat kaki lima aneka jeans dan jaket anak. Lalu ada lagi kaki lima menjajakan aneka jeans dan berbagai celana kualitas ekspor lainnya. Di sampingnya ada kaki lima kandang, ayam kandang, burung hidup, dan rupa-rupa pakan burung. Lalu ada kaki lima baju lagi, kaki lima baju lagi, dan kaki lima baju, lagi.

Percis di samping kaki lima baju-baju ada kaki lima urusan ayam potong yang sangat terbuka. Lalu ada kaki lima pakan ikan sekaligus pakan burung buatan pabrik dan kroto.

Berjalan ke arah Barat, ada kaki meja jualan ayam potong yang dibiarkan ngablak kosong. Barangkali pedagangnya sudah pulang. dipisahkan oleh gang, terbitlah kaki lima asesoris, bros, dan lain-lain. Serunya, kaki lima asesoris ini berlokasi percis hampir berdempetan dengan pakan ayam, pakan burung lagi, kroto lagi, ayam hidup di dalam kandang lagi. Ayaya . .

Di sampingnya, ke arah Barat, onggokan sampah bulu ayam, daun pisang kering, pelepah pisang, dan sayuran mewarnai susana pasar pagi ini. Sayang aku tidak bisa menyaksikan kapan sampah itu diangkut, oleh siapa, dan dibawa ke mana.

Di belakang ketiga bagian di atas, terpampang dua banner bertuliskan "Apotek EDDY" dan "ALLAN PHONE" yang dikaitkan pada bangunan lumayan besarnya, terbuka pagarnya tapi belum tampak ada aktivitas di dalamnya.

Ke arah Barat ada lagi kaki lima ayam potong dengan berbagai ayam dan bebek hidup tinggal dalam keranjang masing-masing. Daging ayam potong juga tampang di belakang kandang-kandang ayam dan bebek itu. Lalu ada kaki lima penjaja asesoris HP, baterai HP, tas HP, dan sejenisnya. Kemudian aku lihat tanaman hias paku2an dalam pot di sampingnya. Sampah sayuran yang masih baru menyatu dengan kandang ayam kotor, menyatu dengan kandang ayam kosong tampak beronggok-onggok di sana.

Itu semua ada di samping kiri Jalan Pasar. Aku belum bercerita bagian kanannya? Kita simpan saja ceritanya ya. Lanjut untuk kali berikutnya.

Sepeninggalku dari dalam pasar tersebut, aku lihat Gerobak Soto Lamongan yang luar biasa bersihnya. Lokasinya jauh dari hiruk pikuk pasar. Gerobaknya warna kayu yang difurnis, longgar, bersih, rapi. Kalau saja aku tidak barusan keluar dari dalam Pasar Kebayoran Lama, yang masih terkenang dengan kolaborasi aroma parfum, kandang ayam, sampah sayuran, tanah beraroma darah ayam merah marun mengalir di antara badan jalan dan trotoar, kalau saja aku tidak baru saja keluar melihat berupa-rupa pemandangan di dalam Pasar Kebayoran Lama, aku pastikan aku akan mampir ke Soto Lamongan itu dan mencobanya. Tapi sayang. Kenangan itu tidak bisa aku hapus begitu saja. Ada sih di bagian lain yang khusus jualan baju-baju yang tampak apik dan rapi dan bersih. Letaknya agak ke kiri di sana.

Segini dulu ceritanya ya. Kapan-kapan kita sambung cerita bagian kanan dan lainnya. Semoga bisa, maree maree . .


Yayah
Jakarta, 26 Februari 2012
Untuk Indonesia yang lebih baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar