Halaman

Jumat, 24 Februari 2012

Jubah Dewa

Jubah Dewa


Kira-kira, waktu Dewa menciptakanmu, takdir Dia untukmu apa ya?

Ribet ketika harus berurusan dengan manusia titisan dewa:

Seberapapun pintar kamu, kamu tak lebih dari seorang manusia;
Seberapapun milik kamu, kamu hanyalah manusia;
Seberapapun kuasa kamu, kamu tidak lebih kuasa dari Tuhannya

Tapi yang namanya ribet tetap ribet
Yang namanya rada-rada tetap rada-rada
Yang namanya berpenyakit jiwa tetap sakit jiwa

'Siapa yang inginkan perpisahan?'
'Dia.'
'Siapa yang ingin lepaskan ikatan?'
'Dia.'
'Siapa yang inginkan kebaruan?'
'Dia.'
Dia, dia, dia, dia, dia, dia, dia, . . .

Tapi apa mau dikata?
Mungkin Dewa-pun tidak berkenan melihat dia yang sok Dewa

'Siapa yang anggap dirinya paling berhak atas siapa yang ingin dikuasainya?'
'Dia.'
'Siapa yang tak rela terpisahkan dari yang pernah dimilikinya?'
'Dia.'
'Siapa yang paling gak jelas keputusannya?'
'Dia.'
'Siapa yang mengekspresikan kemarahannya tiba-tiba, tanpa bisa dicerna otak manusia dewasa?'
'Dia.'
Dia, dia, dia, dia, dia, dia, dia, dia . . .

Aku bukan siapa-siapa bagimu
Kamu? Bukan siapa-siapaku
Lalu? Ada apa maumu?
Jauhi aku darimu
Buang jauh-jauh Jubah Tuhanmu
Biarkan aku hidup dengan kemanusiaanku, menikmati keindahan pikirku,
menjalani kemerdekaan gerak langkahku.
Itu mauku

Ada apa maumu?
Please tinggalkan Jubah Kesombonganmu
Please tinggalkan Jubah Kebesaranmu
Jelas-jelas kebesaran kedodorankegedean
Biarkan Dewa menjalankan titahnya
Bukan kamu,
Bukan aku

Tinggalkan Jubah Dewamu!


Yayah
Depok, 25 Februari 2012
Untuk Indonesia yang lebih baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar